POJOKSATU.id, MEDAN - Viral sebuah video yang menampilkan penghitungan surat suara yang mengalihkan ke caleg tertentu.
Diketahui peristiwa itu terjadi di Medan Johor, Kota Medan. Dimana PPK Medan Johor melakukan penghitungan suara ulang dan mengalihkan suara seorang caleg dari Partai Golkar ke caleg tertentu.
Dalam video yang dilihat Pojoksatu, pada Kamis (29/2/2024), terlihat seorang pria berbaju hitan yang disebut sebagai PPK Medan Johor sedang mencoret dan menulis kembali perolehan suara di C hasil.Di video itu juga terdengar beberapa orang yang menyebutkan jumlah suara setiap caleg di Partai Golkar."Video pengembalian suara caleg dan partai yang diduga sempat diotak-atik oknum penyelenggara pemungutan suara tingkat kecamatan, lantaran saksi-saksi protes maka perolehan suaranya dikembalikan dan disesuaikan lagi," demikian tertulis di unggahan itu.
Terdapat dua TPS disebut yang perolehan suaranya dialihkan ke salah satu caleg. Yakni TPS 05 dan 07 Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan.
Perolehan suara yang dialihkan tersebut adalah surat suara untuk DPRD Medan. Kecamatan Medan Johor sendiri masuk ke dalam dapil 5 yang meliputi beberapa kecamatan.Adapun suara caleg yang suaranya ditambahkan disebut anak salah satu pejabat di Pemkot Medan. Namun tidak disebutkan siapa nama pejabat tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Komisioner Bawaslu Kota Medan Fachril Syahputra mengatakan jika peristiwa itu terjadi pada Selasa (27/2/2024) siang. C hasil di 2 TPS tersebut dicoret-coret saat dibuka.
"Kemarin informasi yang kita terima kan ada yang dicoret-coret, tipe-x," kata Fachril Syahputra.
Coretan tersebut membuat adanya perbedaan C hasil dengan C salinan yang dipegang oleh para saksi. Sehingga akhirnya surat suara tersebut dihitung ulang.
"Ada perbedaan antara C salinan dengan C hasil atau C Plano, akhirnya kita minta untuk surat suara dihitung ulang, itu sudah diselesaikan, jadi mengacunya ke surat suara itu," ucapnya.
Menurut Fachril perolehan suara yang dipakai adalah hasil penghitungan ulang."Informasi yang kita terima ada pengalihan, bukan pengalihan lah, ada coret mencoret makanya kita rekomendasikan hitung ulang untuk menyesuaikan. Kalau itu (apakah hasil penghitungan ulang berbeda dengan yang dicoret) aku tidak monitor sejauh itu, yang penting akurasi data itu dihitung dari surat suara yang diulang," tutupnya.