Kabar NasionalKabar DaerahKabar ParlemenKabar Karya KekaryaanKabar Sayap GolkarKagol TVKabar PilkadaOpiniKabar KaderKabar KabarKabar KabinetKabar UKMKabar DPPPojok Kagol Kabar Photo
KABAR KADER
Share :
Aburizal Bakrie, Yahukimo dan Visi Negara Kesejahteraan
  Kabar Golkar   15 November 2018
[caption id="attachment_15519" align="aligncenter" width="598"]aburizal bakrie/> Aburizal Bakrie saat menjabat Menko Kesra turun langsung menangani bencana kelaparan di Yahukimo, Papua, bulan Desember 2005, bahkan berupaya berdialog dengan kelompok bersenjata OPM (SCTV).[/caption] Kabargolkar.com – Tidak banyak yang mengetahui, bahwa pengalaman Aburizal Bakrie selama menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan kunjungan ke daerah bencana kelaparan Yahukimo pada Desember 2005, adalah yang paling mengesankan dan menguatkan gagasannya bahwa kesejahteraan rakyat adalah kunci kemajuan bangsa ini. “Pengalaman saya selama ini sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat membuat saya semakin yakin bahwa kesejahteraan rakyat adalah kunci. Saya juga menjadi banyak tahu bagaimana cara memperjuangkan kesejahteraan rakyat,” demikian tulis Ketua Dewan Pembina Partai Golkar yang berulang tahun pada hari ini, 15 November 2018. Di dalam blog aburizalbakrie.id, ARB (panggilan akrabnya) mengisahkan pada bulan November 2005, beberapa saat setelah dirinya dilantik menjadi Menko Kesra, terjadi bencana kelaparan yang menimpa sekitar 70.000 dari 200.000 penduduk Kabupaten Yahukimo, sebuah kabupaten baru yang terletak di daerah pegunungan Papua. “Bencana ini terjadi akibat gagal panen tanaman umbi-umbian. Akibatnya, pada kurun waktu 11-17 November 2005 tercatat ada 55 orang meninggal dunia akibat bencana kelaparan yang melanda 17 distrik,” ARB melanjutkan kisahnya. ARB sangat terkejut dengan terisolasinya orang pegunungan di Papua, sama sekali tidak bisa diakses dari darat sehingga harus menggunakan helikopter, dan beliau hampir tak percaya warga Yahukimo masih menggunakan alat dari kayu untuk bertani bukan pacul dan perkakas lainnya dari logam. “Lalu saya putuskan untuk mencari bibit ubi yang bagus. Saya pergi ke Wamena yang berjarak 20 km dari Yahukimo. Di Wamena, ada bibit ubi yang cukup bagus dan tahan cuaca. Saya bawa bibit itu ke Yahukimo. Saya juga bawa pacul dan alat pertanian. Bersama tim, kami ajari mereka bertani, bercocok tanam yang baik,” tulis ARB dalam blognya. Dapat dikatakan, pengalaman ARB menangani bencana kelaparan di Yahukimo itulah yang membuat ARB percaya bahwa konflik bersenjata yang dilancarkan OPM adalah akibat kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan rakyat Papua. “Saat berada di sana dan menyelami permasalahan yang ada, saya semakin memahami dan meyakini bahwa pemberontakan OPM terjadi karena kesejahteraan masyarakat di sana begitu rendahnya. Akibatnya, mereka lalu memilih opsi disintegrasi,” lanjut Ketua Umum DPP Partai Golkar 2009-2016 tersebut. Pendekatan Kesejahteraan Demi Perdamaian ARB termasuk jajaran pengusaha yang dibesarkan semasa Orde Baru, dijuluki ‘Ginanjar Boys’ bersama Arifin Panigoro, Fadel Muhammad, Ahmad Kalla dan para pengusaha yang dibina oleh Ginanjar Kartasasmita saat menjadi Menteri Muda Urusan Percepatan Peningkatan Produksi Dalam Negeri (UP3DN). Di kalangan pengusaha nasional, ARB termasuk yang percaya bahwa demokrasi adalah kunci kemajuan masyarakat, hal ini dibentuk dari kesadarannya semasa menjadi aktivis mahasiswa di kampus ITB, terutama saat para mahasiswa berdemonstrasi menuntut pembubaran PKI dan melawan otoritarianisme Rezim Orde Lama
Kabar Golkar adalah media resmi Internal Partai Golkar. kami memberikan layanan media online, media monitoring dan kampanye digital politik untuk Partai Golkar dan seluruh kadernya.
About Us - Advertise - Policy - Pedoman Media Cyber - Contact Us - Kabar dari Kader
©2023 Kabar Golkar. All Rights Reserved.