kabargolkar.com - Belum ada keputusan dari pihak Prabowo Subianto dalam menentukan tokoh
yang akan ditunjuk sebagai pendampingnya di Pemilu 2024 mendatang, membuat banyak pihak menunggu-nunggu.
Seperti yang telah diketahui, pendaftaran capres dan cawapres akan dibuka oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 19-25 Oktober 2023. Terhitung sembilan hari dari sekarang. Tapi Prabowo dan koalisinya sendiri masih bungkam.
Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar), Airlangga Hartanto mengungkapkan bahwa mereka -Prabowo dan Koalisi Indonesia Maju- masih memiliki cukup banyak waktu.
Untuk memilih sosok yang cocok sebagai cawapres Prabowo sebelum pendaftaran capres-cawapres dibuka oleh KPU. “Sepuluh hari masih lama,” kata Airlangga pada 9 Oktober 2023, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
Hal tersebut diungkapkannya saat menerima pertanyaan tentang perkembangan bursa calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo di pemilu tahun depan. “Kita tunggu saja,” ungkapnya.
Airlangga bahkan menanggapi dengan santai pertanyaan yang menyinggung tentang bursa calon wakil presiden dari capres lain yang kini telah mengerucut.
Seperti yang dapat dilihat dari koalisi Ganjar Pranowo yang kini telah mengkerucutkan dua nama yang akan menjadi pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Kedua nama tersebut adalah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD. "Ya nanti kita kerucutkan juga," ujarnya singkat.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengkhawatirkan adanya potensi Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo terpecah karena kebimbangan yang diakibatkan belum adanya nama yang dipilih Prabowo sebagai calon wakil presidennya.
Ia mengungkapkan bahwa lebih cepat Prabowo mengambil keputusan dalam menentukan tokoh yang akan mengisi posisi bakal calon wakil presiden, maka lebih mudah pula baginya.
Prabowo dan rekan cawapres untuk mendekatkan diri kepada para mitra dari Koalisi Indonesia Maju, sekaligus waktu lebih untuk mensosialisasikan program-program yang akan mereka usung kepada para calon pemilih.
Dalam hal ini, Adi menunjuk Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar untuk dapat menjadi salah seorang tokoh yang harus dipertimbangkan oleh Prabowo.
Ia mengingatkan, jika Golkar adalah salah satu partai besar yang memiliki pengalaman tempur dalam politik yang cukup luar biasa. Menurutnya, Prabowo pertama-tama harus mempertimbangkan variabel politik dan kapasitas sosok Airlangga.
"Bagi Airlangga dan Partai Golkar, bukan tidak mungkin mereka akan punya opsi politik lain jika pada akhirnya Prabowo tidak memilihnya," ungkapnya.
Ditambah lagi dengan adanya ketegangan di dunia politik akhir-akhir ini antara Prabowo dengan PDIP, maka bukan tak mungkin jika beberapa kader partai politik yang saat ini memihak pada Prabowo akan berpindah haluan ke partai dan bacapres lain.
Contohnya dengan adanya fakta PDIP yang menemui tokoh-tokoh senior Partai Golkar seperti Luhut dan Jusuf Kalla.
Hal sekecil itu bisa saja menjadi sinyal berkurangnya kepercayaan Golkar pada Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan berakhir berpindah haluan pada kubu lain.
Ia juga menyebut partai lain seperti PAN yang juga memiliki kemungkinan untuk memutus hubungan koalisi dengan Prabowo