JK Sebut Harga Rokok Lebih Mahal Dibanding Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan
Kabar Golkar 06 September 2019
[caption id="attachment_28031" align="aligncenter" width="700"]Wakil Presiden Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla. (Liputan6.com/Angga Yuniar)[/caption]
kabargolkar.com, JAKARTA -�Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) mengatakan rencana kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kesehatan tidak akan berpengaruh pada masyarakat tidak mampu. Dia menjelaskan iuran program jaminan kesehatan (JKN) bagi golongan penerima bantuan iuran (PBI) dibayarkan oleh pemerintah.
"Tapi diketahui untuk orang miskin yang dibayarkan pemerintah, jadi kalau terjadi kenaikan iuran itu tidak berpengaruh apa-apa untuk orang miskin karena itu dibayarkan pemerintah," kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Kamis (5/9/2019).
Dia menjelaskan kenaikan iuran BPJS Kesehatan semestinya tidak terlalu memberatkan. JK mengatakan iuran BPJS Kesehatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan pengeluaran kebutuhan pribadi seperti pengeluaran seseorang yang biasa merokok.
Menurut JK, iuran BPJS Kesehatan masih lebih penting dan sedikit pengeluarannya ketimbang pengeluaran lain.
"Apalagi merokok, itu satu bungkus, sebulan. Padahal dia ngerokok satu bungkus sehari, jadi tidak besar dibandingkan dengan pengeluaran yang lain tapi sangat bermafaat untuk kehidupan kesehatan dia," ujar JK.
JK juga menilai iuran BPJS Kesehatan saat ini terlalu murah dan tidak sebanding dengan manfaat yang diterima.Menurut JK, saat ini penerima manfaat BPJS Kesehatan di semua kelas memperoleh pelayana kesehatan yang sama.
"(Mulai) 23 ribu tapi mau operasi jantung, apa sakit apapun ditanggung BPJS, BPJS itu asuransi yang operasinya asuransi, yang salah satu terbesar operasinya di dunia ini. dia punya anggota lebih dari 200 juta oran," kata JK. (liputan6)
Kabar Golkar adalah media resmi Internal Partai Golkar. kami memberikan layanan media online, media monitoring dan kampanye digital politik untuk Partai Golkar dan seluruh kadernya.