Kabargolkar.com - Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang dapat bergabung dengan G20, bahkan Indonesia mendapatkan hak istimewa dengan terpilihnya menjadi pemegang Presidensi G20 sejak 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Indonesia sebagai negara berkembang di Asia Tenggara tentunya akan muncul pertanyaan-pertanyaan, salah satunya, 'Kenapa Indonesia bisa bergabung tetapi Singapur dan Malaysia tidak?'. Padahal perekonomian kedua negara tetangga ini terbilang sangat baik. Singapura bahkan tergolong negara maju di Asia Tenggara.
Seperti yang kita ketahui dalam G20 terdapat 19 negara utama plus 1 kawasan Uni Eropa (EU) yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara (United Kingdom), Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Turki, dan Unj Eropa.
Lantas mengapa Malaysia dan Singapura tidak masuk kedalam jajaran negara G20?
Negara yang masuk kedalam jajaran G20 harus menyumbah lebih dari 80% PDB (Produk Domestik Bruto), 75% perdagangan internasional, dan 60% populasi dunia.
Dengan begitu, ada 3 faktor utama yang membuat suatu negara bisa bergabung sebagai G20, yaitu: nilai PDB, angka perdagangan internasional, dan populasi penduduknya.
Nilai PDB Malaysia hanya sekitar USD 356 miliar, sedangkan nilai PDB Singapura hanya sekitar USD 340 miliar. Selain itu, Singapura pada tahun 2021 hanya memiliki jumlah populasi penduduk sekitar 5,45 juta jiwa dan Malaysia memiliki jumlah populasi penduduk sekitar 33 juta jiwa.