[caption id="attachment_20400" align="alignnone" width="700"]

Politikus Partai Golkar, Nusron Wahid, mengaku bingung karena baru kali ada ajakan salat Jumat dengan menggunakan pamflet serta sosial media.[/caption]
kabargolkar.com, JAKARTA - Ramai pamflet dan spanduk yang berisikan ajakan salat Jumat bersama capres nomor urut 02 Prabowo Subianto di Masjid Agung Semarang.
Politikus Partai Golkar, Nusron Wahid, mengaku bingung karena baru kali ada ajakan salat Jumat dengan menggunakan pamflet serta sosial media. Nusron mengatakan, biasanya ajakan salat Jumat hanya menggunakan beduk dan loudspeaker.
"Jujur saja, baru pertama kali saya sebagai umat Islam hidup dalam nuansa Islam sejak kecil di Indonesia, ada ajakan salat Jumat pakai pamflet, dan ajakan di socmed. Biasanya ajakan salat Jumat itu cukup dengan mukul beduk atau menghidupkan loudspeaker, dan bacaan tarhim dan azan, orang sudah berbondong-bondong datang ke masjid. Ini karena salatnya lillahi ta'ala. Hanya karena Allah, bukan Linnnas, bukan untuk manusia," kata Nusron melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 15 Februari 2019.
Nusron menyarankan, tim Prabowo sebaiknya melaksanakan salat Jumat saja tanpa membuat pamflet ajakan.
"Kalau mau salat, ya salat saja, datang sama teman-teman ya bagus. Nggak usah pakai diumumkan dan dipamfletkan. Toh, di mata Allah, semua jemaah dianggap sama. Mau presiden, capres, atau tukang becak, posisinya di masjid juga sama, jemaah. Itu kalau lillahi ta'ala. Tapi, kalau motifnya lain, ya pasti menyalahi langgam, kebiasaan, dan pakem yang ada. Wallahualam," ucapnya.
Diketahui, takmir Masjid Kauman merasa keberatan dengan pamflet ajakan salat Jumat tersebut dan juga adanya spanduk selamat datang paslon nomor urut 02.
Meski begitu pihak masjid tidak melarang Prabowo salat Jumat. Namun, takmir masjid mengaku khawator pamflet dan spanduk tersebut seolah membuat masjid menjadi tempat berpolitik. [
jitunews]