[caption id="attachment_21865" align="alignnone" width="800"]
Ilustrasi jalan berlubang. [foto: terasjabar][/caption]
kabargolkar.com, MATARAM -- Anggota Komisi III DPRD Kota Mataram, Abdul Malik meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Mataram tidak menyepelekan sejumlah kerusakan kecil fasilitas di ibu kota Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
“Jika ada keluhan dari masyarakat maka harus segera ditindaklanjuti. Sekalipun sedikit-sedikit, kalau banyak, ya jelek juga bagi kota,” kata Malik.
Politisi Golkar ini tak peduli, apakah jalan itu kewenangan kota atau pemerintah provinsi. Namun yang pasti kewajiban DPUPR Kota Mataram punya kewajiban mengakomodir atau mengkoordinasikan keadaan jalan itu.
“Ya silakan koordinasi kalau itu jalan provinsi, tapi kalau kota bisa tangani cepat, kenapa harus tunggu provinsi?” tandasnya.
Apalagi jalan itu sudah rusak lama. Penyebabnya pun sudah jelas, karena bekas galian proyek PDAM beberapa waktu lalu. Maka tinggal kordinasi dengan PDAM untuk perbaikannya.
“Ya harus segera. Masak mau ditunggu rusak parah dulu baru ditangani,” cetusnya.
Seperti diberitakan lombokpost.net, sebuah lubang menganga di perempatan Jalan Dasan Cermen, Mataram. Lubang itu dikeluhkan banyak pengendara. Bahkan kerap memicu kecelakaan tunggal. Posisi lubang persis di sisi timur jalan.
“Kalau hujan lubang itu biasanya penuh air. Nah, itu yang sering menjebak,” kata Jaelani warga di sekitar tempat itu.
Ia menyebut lubang itu seperti jebakan. Karena banyak pengendara yang sebelumnya tidak tahu memilih menerobosnya. Alhasil, karena cukup dalam, tak sedikit yang terpeleset dan jatuh.
“Dulu kecil, tapi lama kelamaan jadi besar,” sebutnya.
Menurut Jaelani, lubang itu sudah sangat lama. Ia pun memperkirakan hampir satu tahun. Mulanya di sana ada proyek galian pipa PDAM. tapi karena penutupan tidak sempurna.
Selain itu material yang digunakan untuk menimbun kurang padat. Maka jalan itu dengan mudah hancur dan bertambah besar.
“Apalagi truk besar-besar sering lewat di sana, tambah hancur sudah,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah bisa segera turun menangani. Ia khawatir, lubang itu semakin banyak memakan korban. Jika terus dibiarkan, tidak hanya kendaraan yang membuat lubang tambah besar. Tetapi air hujan pun akan terus menggerusnya.
“Itu buktinya air menggenang,” terangnya. [
lombokpostnet]