Oleh: Tonny Saritua Purba
SAAT perayaan Hari Pangan Sedunia di Roma tahun
2022, Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyerukan kepada semua negara di dunia tentang adanya kemungkinan akan menghadapi kritis ketahanan pangan global sehingga setiap negara perlu berupaya mengatasi masalah pangan. Krisis ketahanan pangan global bisa saja memburuk dan semakin tingginya jumlah orang yang berisiko mengalami kelaparan terutama di Asia dan Afrika.
Tahun 2023 ketahanan pangan global menghadapi ancaman dari berbagai arah, dengan melambungnya harga pangan, energi, pupuk serta masalah iklim dan masih adanya konflik perang yang berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia, termasuk juga dampak pandemi masih memberikan efek lanjutan.
Dampak adanya kenaikan harga beras di India sekitar 11%, Pemerintah India membuat kebijakan untuk meredam lonjakan harga beras melarang ekspor beras sejak bulan Juli 2023. Bisa saja kebijakan tersebut berdampak baik bagi India, tapi di sisi global bisa saja kebijakan tersebut bisa menimbulkan gejolak di skala global, karena India termasuk jajaran eksportir beras terbesar di dunia, bahkan menyumbang 40% dari total ekspor beras global.
Jika mengutip data dari United States Department of Agriculture (USDA), pada tahun perdagangan 2022, India mengekspor beras sebanyak 22,5 juta ton, menjadikan India sebagai negara eksportir nomor satu di dunia.
Adapun menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 India juga menjadi pemasok beras impor terbesar bagi Indonesia. Sepanjang tahun lalu, Indonesia mengimpor beras dari India sekitar 178 ribu ton, setara 41% dari total volume impor beras nasional. Jika lihat data BPS tahun 2021 juga, impor beras Indonesia paling banyak dari India mencapai 215,38 ribu ton, terbesar kedua dari Thailand dan Vietnam yaitu sebanyak 69,36 ribu ton dan 65,69 ribu ton.
Bagaimana kebijakan negara pengekspor beras lainya seperti pemerintah Vietnam dan Thailand ?
Pemerintah Vietnam akan mengurangi ekspor berasnya, tentu kebijakan ini mengejutkan bagi negara-negara pengimpor beras, kita tahu bahwa Indonesia juga mengimpor beras dari Vietnam. Alasan utama mengapa pemerintah Vietnam mengurangi ekspor berasnya karena untuk memastikan ketahanan pangan di dalam negerinya dalam menghadapi perubahan iklim yang tidak menentu.
Jika kita amati kebijakan Pemerintah Thailand adalah Pemerintah Thailand menghimbau dan menyerukan kepada para petani di negaranya agar petani mengurangi menanam padi, saat ini perubahaan iklim yang tidak menentu, menghadapi musim kemarau yang lebih panas dari tahun sebelumnya, petani harus menghemat pemakaian air, kebutuhan air untuk tanaman padi sangatlah besar sehingga petani lebih baik menanam komoditi lainnya yang kebutuhan airnya lebih sedikit. Kebijakan Pemerintah Thailand ini juga bisa diprediksi bisa mempengaruhi pasar beras global.
Bagaimana stok beras dan harga beras di Indonesia sampai akhir tahun 2023 ?
Data impor beras tahun 2022 menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras sebanyak 429.207 ton, meningkat 5% dibanding dengan tahun sebelumnya