Kabargolkar.com - Anggota DPRD Garut Jawa Barat (Jabar) 4 periode, Deden Sopian
menilai, program makan siang dan susu gratis serta hilirisasi industri yang dibawa Paslon Presiden-Wakil Presiden nomor urut 2 (Prabowo-Gibran) akan menjadikan generasi yang hebat (SDM unggul) dan membuka lapangan usaha serta lapangan kerja.
Anggaran untuk program tersebut sebesar Rp400 trilyun. Untuk pengadaan dana tersebut, Prabowo-Gibran sudah menyiapkan program peningkatan pendapatan dengan membentuk lembaga khusus di bawah Presiden guna menampung pendapatan negara.
Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu pembiayaan pembangunan yang sekarang sedang berjalan.
“Dampak dari program itu, banyak petani, peternak dan pekerja di sekolah yang diberdayakan,” kata Deden Sopian yang juga Ketua Fraksi dan Wakil Ketua bidang Organisasi DPD Golkar Kabupaten Garut, Rabu (27/12/2023).
Menurut dia, pada acara debat Cawapres sedikit diurai oleh Gibran dengan peningkatan penerimaan pajak sekitar 23 persen.
Gibran mengistilahkan tidak akan berburu di kebun Binatang. Artinya, tidak akan menaikan pajak yang sudah normal berjalan.
Tetapi peningkatannya akan memperluas potensi pajak dengan memunculkan pengusaha dan usaha-usaha baru yang dibina serta diberikan modal usaha.
Dengan begitu, mereka yang dibina bisa maju dan memberikan kontribusi berupa pajak.
Selain usaha itu, tentunya mereka juga telah berhitung berapa peningkatan pajak dengan program hilirisasi yang dari tahun ke tahun terus bertambah dari semua komoditi.
Baik dari tambang, perikanan, pertanian dan yang lainnya.
“Menurut saya, program makan siang dan minum susu gratis sangat terukur serta bisa meningkatkan perekonomian masyarakat dan UMKM pedesaan,” ungkapnya.
Selain akan mencetak SDM unggul dalam menyongsong Indonesia Emas, program penomenal Jokowi (Hilirisasi) yang akan berlanjut dengan penyempurnaan akan menambah terang Indonesia menuju negara emas di tahun 2045.
SDM unggul dengan income per kapita menyamai negara maju, persatuan kuat, NKRI harga mati.
Deden mengatakan, sosok pemimpin yang berwawasan jauh ke depan, jeli menangkap peluang, inovatif dan kreatif tentunya dibutuhkan juga di tingkat daerah.
Salah satunya, Kabupaten Garut. Di mana pada tahun 2024 akan melaksanakan Pilkada serentak.
Pilkada tersebut tentunya harus mendapat perhatian penuh dari masyarakat. Artinya, mereka harus cerdas dalam menentukan pilihannya. Pasalnya, ke depan gerak pemerintah akan cepat penuh lompatan.
“Kecepatan pemerintah tentunya memerlukan bantuan daerah yang berpikir cepat karena akan banyak investor masuk ke daerah dan banyak juga dorongan pembangunan strategis pemerintah yang dibangun di daerah,” imbuhnya.
“Kabupaten Garut punya potensi yang cukup besar jika dibanding daerah lain. Baik pariwisata, pertanian, hasil hutan dan peternakan. Jumlah penduduk yang hamper 2.7 juta jiwa merupakan potensi pasar yang cukup besar,” ungkap Deden Sopian.
“PAD merupakan cerminan kreatif dan inovatif suatu daerah. Karena di manapun bahwa kemandirian itu tercermin dari berapa prosentase PAD terhadap APBD,” katanya.
“Garut sampai saat ini baru mampu menyumbang PAD 12 persen atau sekitar Rp570 milyar dari APBD. Ini tentunya masih jauh dari kriteria mandiri. Di mana minimal 35 persen atau sekitar Rp1.7 trilyun dari APBD yang saat ini sekitar Rp5 milyar,” Deden menambahkan