Kabargolkar.com - Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah dinobatkan sebagai
salah satu penerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan dari Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional di Kantor Kementerian Pertanian RI, Jalan Harsono RM, Ragunan, Jakarta, Kamis (23/9).
Penghargaan tersebut diberikan kepada Wagub Sumut, lantaran dianggap telah banyak membantu dan membina kelompok tani dan nelayan yang ada di Provinsi Sumut.
Ijeck sapaan Musa Rajekshah, menyambut baik penghargaan yang diberikan kepadanya. Untuk itu, melalui KTNA, kata dia, pemerintah bisa punya andil lebih dalam memberikan pembinaan agar pertanian di Sumut bisa lebih berkembang.
“Kita berharap, petani dan nelayan tidak lagi berproduksi hanya sebatas untuk hidup saja. Tetapi agar ekonominya bisa membaik,” ungkapnya.
Terutama, sambung Ijeck, terkait dengan situasi pasar harga hasil pertanian, yang selama ini kestabilannya memang tidak merata.
“Jadi kita harapkan juga kedepan, dari dinas-dinas yang terkait dengan pemerintah Provinsi Sumut bersama KTNA bisa bersama-sama mencari solusi tentang apa permasalahan yang terjadi di lapangan,” tandasnya.
Sekretaris KTNA Sumut Ginda Harahap menyatakan, pihaknya mengusulkan Wagub Sumut sebagai penerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan, karena pihaknya selama ini telah melihat banyak pembinaan yang dilakukan di Provinsi Sumut.
“Kita harapkan hal itu sudah banyak yang terealisasi untuk mensejahterakan petani, dan mudah-mudahan ke depan bisa lebih bagus lagi,” katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Pertanian Prof Dedi Nursyamsi menyampaikan, di masa pandemi Covid-19 sektor pertanian tetap berdiri kokoh di saat pendapatan domestik bruto (PDB) sektor lain terpuruk. Bahkan, kata dia, sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,24% di kuartal ke II tahun 2020 saat awal pandemi berlangsung.
“Alhamdulillah di kuartal berikutnya, meskipun sektor-sektor lain pertumbuhannya sampai negatif 40%, tapi ternyata sektor pertanian masih tetap tumbuh mengeliat 2 sampai 3%,” ujarnya.
Selain itu, jelas dia, di saat perekonomian nasional sudah mengalami 2 kali kontraksi berupa pertumbuhan negatif dibawah 0% selama 2 kali berturut-turut, sehingga Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa sejak tahun lalu Indonesia sudah memasuki masa resesi, tetapi di saat itu pula ternyata pertanian masih tetap berdiri kokoh, bahkan di tahun 2021 PDB pertanian tetap melejit disaat sektor lain masih minus.
“Pada saat kita terpuruk karena Covid-19 NTP (Nilai Tukar Petani) kita hanya sekitar 99% atau menurun drastis. Namun demikian tahun ini bahkan bulan lalu BPS (Badam Pusat Statistik) sudah merilis bahwa ternyata NTP dan NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian) kita naik lagi mencapai 104 persen,” jelasnya.
Di samping itu, tutur dia, variabel pembangunan pertanian lain termasuk pada tahun 2019-2020 mengalami kenaikan 15%. Begitu pula di kuartal I-Il tahun 2021 ini dibandingkan tahun lalu tetap melesat ekspor kita ke mancanegara.
“Kita juga tahu bahwa akibat Covid-19 ini seluruh anggaran kementerian di potong (recofusing) untuk penanggulangan Covid-19