kabargolkar.com - Ketua Golkar Jawa Timur M. Sarmuji membuka acara Gelar Budaya Keris Nusantara di Gedung Golkar, Surabaya, hari ini. Acara ini dihelat oleh Ormas MKGR di Gedung Golkar Jawa Timur, Surabaya.
"Hari ini hingga dua hari ke depan, masyarakat Jawa Timur yang hobi dengan benda-benda pusaka atau sekadar ingin tahu bisa hadir di Gedung DPD Golkar untuk melihat gelaran keris ini dari berbagai daerah di Nusantara," ucap Sarmuji dalam keterangan tertulis, Jumat (8/9/2023).
Lebih lanjut, Sarmuji mengungkapkan alasan gelaran keris ini menjadi penting. Sebab melalui gelaran ini masyarakat bisa tahu akar sejarah dan proses kreatifnya nenek moyang kita mereproduksi sebuah keris.
"Dengan hanya melihat bentuk kerisnya saja kita bisa tahu sebuah keris pada era kapan dibuat. Apakah Era Kabudan, Majapahit, Mataraman atau masa Kamardikan," ujar Sarmuji.
Ia menambahkan masyarakat perlu diingatkan kembali dengan menelusuri artefak kebesaran bangsa Indonesia di masa lalu.
"Kita memang harus memantik kecintaan pada budaya bangsa ini dengan mengaitkan kebesaran bangsa Indonesia. Kita punya sejarah kebesaran dan keris ini menjadi simbol kebesaran bangsa Indonesia di masa lalu. Kita hanya bisa hanya membangkitkan dignity (harga diri) sebagai sebuah bangsa kalau kita tahu betul betapa hebatnya bangsa kita di masa lalu," terang Sarmuji.
Sarmuji pun meminta masyarakat untuk melihat keris tidak sebagai 'benda mistis' meskipun dalam setiap pamor terselip harapan empu dalam setiap pembuatan keris di masa lampau.
"Jadi, melihat sebuah keris jangan terpaku pada 'mistisnya' tetapi di dalamnya ada sebuah harapan-harapan yang disematkan oleh seorang empu pada karya kerisnya. Pamor dalam keris ibarat nama pada orang, setiap nama mengandung doa atau harapan. Misalnya ada pamor pendaringan kebak pengharapannya orang yang memiliki keris ini rejekinya selalu cukup mendapatkan ketenangan ekonomi, pamor junjung derajat berharap yang memegang keris ini memiliki derajat yang tinggi dan lain sebagainya," paparnya.
Sarmuji berharap kegiatan ini akan menjadi agenda rutin sehingga bisa menjadi wahana diskursus yang baik di masa-masa mendatang. Partai Golkar berkomitmen untuk nguri nguri (merawat) keris ini sebagai warisan adiluhung kejayaan Indonesia.
"Kegiatan ini adalah pemantik awal sekaligus sebagai bahan diskursus betapa kita harus menghargai kebudayaan kita sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjunjung kebudayaan kita sendiri. Jangan sampai kita kalah dengan orang luar negeri yang sudah mulai mempelajari budaya kita bahkan mengapresiasinya," pungkas Sarmuji.