kabargolkar.com - Ketua DPD Partai Golkar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Gandung Pardiman
mengecam pernyataan politikus PSI Ade Armando yang menyinggung politik dinasti di DIY. Gandung menyebut pernyataan Ade Armando menyakiti masyarakat Jogja.
"Jadi sudah sepantasnya Ade Armando ditangkap dan dipenjarakan, karena jelas melecehkan konstitusi," kata Gandung Pardiman kepada wartawan, Selasa (5/12/2023).
Gandung menyebut sebagai akademisi, Ade seharusnya bisa membaca konstitusi. Dia menyebut pada Undang-undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 18 B tertera jelas negara mengakui sifat khusus dan sifat istimewa suatu daerah.
"Semua yang ada di Daerah istimewa Yogyakarta sudah diatur dalam konstitusi. Sebelum Undang-undang nomor 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan, sudah ada Undang-undang nomor 3 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta," ujar anggota DPR RI Fraksi Golkar ini.
Dari sisi sejarah, lanjutnya, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat punya andil dalam keberlangsungan pemerintahan Indonesia di awal kemerdekaan. Saat itu, kata Gandung, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX menghibahkan kekayaan Keraton sebesar 6 juta Gulden untuk menjalankan roda pemerintah Indonesia.
"Sehingga pernyataan Ade Armando tersebut sangat menyakiti hati masyarakat Yogyakarta," kata Ketua TKD Prabowo-Gibran DIY ini.
Apalagi, sejak awal Partai Golkar DIY memperjuangkan UU Keistimewaan dan sampai saat ini terus menjaga serta mengawal pelaksanaan UU Keistimewaan. Di mana di dalamnya terdapat penetapan Sri Sultan HB X dan Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY sesuai konstitusi.
"Karena itu dengan adanya pernyataan itu jelas Partai Golkar DIY juga bersikap dan mendesak pihak berwenang menangkap dan memproses hukum Ade Armando," ucapnya.
Awal Mula Polemik
Diberitakan sebelumnya, politisi PSI Ade Armando menyampaikan kritik kepada para mahasiswa, khususnya BEM Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada (UGM), yang menggelar aksi protes terkait politik dinasti. Aksi protes digelar di Monumen Serangan Umum 1 Maret di Kota Yogyakarta, Rabu (29/11) sore.
Adapun, Ade Armando menyebut BEM UI dan BEM UGM ironi lantaran, menurut Ade Armando, Daerah Istimewa Yogyakarta lah yang sebetulnya mempraktikkan politik dinasti.
Hal itu disampaikan Ade Armando lewat akun X-nya, @adearmando61. Dia mulanya menyoroti aksi BEM UI dan BEM UGM yang sempat digelar di Yogyakarta berkaitan dengan politik dinasti.
"Terus terang saya meragukan keseriusan para mahasiswa memperjuangkan demokrasi, misalnya saja saya baca bahwa ada gerakan aliansi mahasiswa di Jogja melawan politik dinasti, di video pendeknya tampil Ketua BEM UI dan Ketua BEM UGM, mereka gunakan baju kaos bertuliskan republik rasa kerajaan," kata Ade Armando seperti dilihat detikcom dalam akun X-nya, Minggu (3/12).
Pernyataan ini membuat heboh masyarakat hingga direspons oleh berbagai pihak termasuk Gubernur DIY, Sri Sultan HB X. Bahkan markas PSI di Jogja sampai digeruduk oleh massa.
Ade Armando Minta Maaf
Ade Armando pun menyampaikan permohonan maaf berkaitan dengan pernyataannya terkait dinasti politik sebenarnya ada di Yogyakarta saat mengkritik aksi para mahasiswa, khususnya BEM Universitas Indonesia (UI) dan BEM Universitas Gajar Mada (UGM). Dia meminta maaf jika video tersebut menimbulkan kegaduhan