[caption id="attachment_34294" align="aligncenter" width="600"] Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy bersama dengan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, mendampingi Menko Muhajir Effendi di Lokasi pengungsian korban banjir bandang Lebak. Photo/RadarBanten[/caption] Kabargolkar.com -��Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan akses ke desa yang terisolasi karena�banjir bandang�di Kabupaten Lebak, Banten, sudah terbuka. Kebutuhan logistik pun sudah bisa masuk ke daerah tersebut. "Sudah bisa diakses tapi dengan kondisi misal desa di tengahnya sungai kita pakai sling, perahu karet. Minimal, logistik bisa masuk," ujar Andika usai menghadiri rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi dan sejumlah Kementerian/Lembaga terkait, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Selasa (7/1/2020). Dia menuturkan, Pemprov Banten masih fokus mengevakuasi warga yang terisolasi di desa itu. Selain itu, dia�memastikan segala keperluan warga terdampak�banjir bandang, seperti kesehatan, dan tempat mengungsi secara layak, sudah dipenuhi. "Kita sudah lakukan untuk berikan pengungsian yang layak dan sekaligus berikan pelayanan kesehatan yang layak," kata Andika. Sementara itu jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di Kabupaten Lebak, Banten, mencapai 10 jiwa. Korban jiwa itu berdasarkan data terbaru dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada pukul 18.00 WIB, Senin 6 Januari 2020. Jumlah korban itu berdasarkan giat penanganan darurat bencana dilakukan tim SAR dan pihak terkait di Lebak, hingga Minggu 5�Januari 2020 malam. Sementara, data Pemerintah provinsi Banten mengungkap�banjir bandang di Lebak�juga menghancurkan sekitar 1.300 rumah. Banjir dan tanah longsor itu terjadi pada Rabu 1�Januari 2020 pagi akibat Sungai Ciberang dan Sungai Cidurian meluap. Banjir dan tanah longsor itu melanda 6 Kecamatan. Enam Kecamatan itu Sajira, Cipanas, Lebakgedong, Curugbitung, Maja, dan Cimarga. Sementara total pengungsi dari 6 kecamatan itu mencapai 3.227 kepala keluarga. Ribuan pengungsi ini tersebar di 8 pos pengungsian. Jumlah pengungsi di posko pengungsi gedung PGRI Kecamatan Sajira mencapai 509 kepala keluarga. Kemudian pos pengungsi di Kampung Nangela Desa Calung Bungur Kecamatan Sajira diisi 509 kepala keluarga. Selanjutnya, pengungsi di posko Desa Bungur Mekar Kecamatan Sajira diisi 720 kepala keluarga. Dan di pos pengungsi Kampung Kadu Luhur Desa Tambak Kecamatan Cimarga ditempati 186 kepala keluarga. Lalu di pos pengungsi kantor Kecamatan Cipanas diisi 50 kepala keluarga. Dan pos pengungsi di Desa Mayak Kecamatan Curugbitung 136 kepala keluarga. sumber: Merdeka