kabargolkar.com - Ekonomi syariah merupakan bagian inti dari kebijakan pemulihan ekonomi pascapandemi
di beberapa negara. Terlepas dari berlanjutnya ketidakpastian global akibat pandemi COVID-19, Dinar Standard, dalam State of the Global Islamic Economy Report Tahun 2022 memperkirakan bahwa total pengeluaran umat muslim global pada tahun 2022 akan tumbuh sebesar 9,1%, yang berasal dari enam sektor riil ekonomi syariah yaitu sektor makanan dan minuman halal, modest fashion, kosmetika, farmasi, media dan rekreasi, serta travel. Pertumbuhan ini diperkirakan akan mencapai US$2.8 triliun pada tahun 2025 atau meningkat 7,5% (CAGR).
Di Indonesia, ekonomi syariah juga terus tumbuh dan menunjukkan perkembangan menggembirakan. Bank Indonesia (BI) dalam Indonesia Halal Market Reports 2021/2022 mencatat potensi kontribusi ekonomi syariah sebesar total US$5,1 miliar terhadap PDB nasional melalui ekspor produk halal, pertumbuhan penanaman modal asing, serta substitusi impor.
Pertumbuhan ekonomi syariah juga semakin kokoh ditopang oleh beberapa pendorong utama, antara lain besarnya populasi Muslim, meningkatnya kesadaran terhadap nilai-nilai etika Islam yang berkaitan dengan konsumsi produk halal dan thoyyib, dan semakin banyak strategi dan program nasional yang didedikasikan untuk pengembangan produk dan layanan halal.
“Kementerian Perindustrian bertujuan memperkuat ekosistem ekonomi syariah, khususnya industri halal, melalui penyelenggaraan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2022. Harapannya, IHYA dapat menjadi brand untuk kemajuan sektor industri halal Indonesia, sekaligus menjadi representasi Visi Indonesia sebagai pusat produsen halal terkemuka di dunia,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat Kick-off IHYA 2022 di Jakarta, Jumat (30/9).
Kemenperin juga menaruh harapan agar IHYA dapat menjadi pendorong bagi para pelaku industri halal untuk meningkatkan kontribusi bagi kemajuan industri halal nasional. Pasalnya, Indonesia merupakan rumah bagi umat muslim terbesar di dunia dengan populasi sebesar 229,6 juta pada tahun 2020. Pengeluaran umat muslim Indonesia untuk produk dan layanan halal sebesar USD184 miliar pada tahun 2020 dan diproyeksikan meningkat sebesar 14,96% pada tahun 2025 atau mencapai USD281,6 miliar.
“Dengan potensi pasar yang sangat besar tersebut, negara-negara lain menjadikan Indonesia sebagai target utama pasar produk halal mereka. Sehingga sekarang saatnya pelaku industri halal nasional untuk menjadi pemain utama dalam industri halal global, tidak lagi sekadar menjadi target pasar produk halal,” tegas Menperin.
IHYA digelar pertama kali pada tahun 2021 yang menghasilkan 14 pemenang dari tujuh kategori serta satu penghargaan Best of The Best. Pada penyelenggaraan di tahun 2022, terdapat delapan kategori utama, yaitu inovasi halal terbaik, program sosial kemasyarakatan terbaik, rantai pasok halal terbaik, serta industri kecil terbaik.
Kemudian, penghargaan untuk kategori kawasan industri halal terbaik, ekspansi ekspor terbaik, program halal terbaik, serta dukungan finansial halal terbaik. “Kategori dukungan finansial halal terbaik merupakan kategori baru pada IHYA 2022. Kami juga mengharapkan agar keikutsertaan para stakeholder industri dapat meningkat pada penyelenggaraan IHYA 2022 dibanding sebelumnya,” Menperin berujar