kabargolkar.com - Bonus demografi di Indonesia membawa peluang sekaligus tantangan. Akan menjadi peluang jika proporsi generasi muda yang mencapai 68 persen dari total penduduk Indonesia ini menjadi generasi produktif dan mampu berinovasi.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah Indonesia perlu memfasilitasi generasi muda dengan penyediaan lapangan kerja untuk menunjang produktivitas dan menghasilkan inovasi. Di satu sisi, tingkat pendidikan generasi muda sebagian besar masih berkisar pada lulusan sekolah menengah.
Terlebih lagi, tingkat pengangguran di Indonesia pun masih cukup tinggi. “Untuk itu, pemerintah menginisiasi program prioritas berupa investasi pendidikan vokasi dan pelatihan,” ujar Agus pada sesi panel ASEAN Higher Education Conference atau AHEC 2023 hari kedua yang digelar di Unpad, dilansir dari laman Unpad, Minggu, 27 Agustus 2023.
Lebih lanjut Agus mengatakan, pada 2023, Presiden Joko Widodo mulai mengimplementasikan kebijakan pemerintah mengenai revitalisasi pendidikan vokasional. Para generasi muda didorong memiliki kompetensi melalui pendidikan vokasional yang distandarkan melalui proses sertifikasi.
“Keahlian kompetensi diyakini untuk merespons hambatan di berbagai sektor,” kata Agus.
Selain itu, perguruan tinggi juga didorong menyesuaikan kurikulum pendidikan vokasional agar sesuai dengan kebutuhan industri. Dalam hal ini, kolaborasi dengan industri diperlukan.
Meski penguatan program vokasional menjadi kunci peningkatan produktivitas, tidak dimungkiri ada banyak permasalahan global, khususnya di sektor ekonomi, termasuk di tingkat ASEAN yang memerlukan perhatian para negara anggota.
“Tantangan terbesar yang dihadapi adalah tantangan signifikan bagi kita semua yang terlibat di ASEAN dalam upaya mengatasi kekhawatiran yang muncul selama proses penguatan ketahanan ekonomi,” kata Agus.