Kabargolkar.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto menyatakan, ekonomi Indonesia masih tercatat minus 1 digit atau 5,32 persen pada kuartal II 2020, disebabkan oleh pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Airlangga Hartarto mengatakan, minus 1 digit itu karena pemerintah memilih PSBB daripada lockdown.
"Bedanya lockdown dan PSBB gitu. Jadi, kalau PSBB kan kita di awal sudah membuka 12 sektor termasuk sektor industri, berarti kita punya ketahanan," uajrnya pada, Rabu (2/8/2020).
Jika dulu pemerintah pada bulan April memilih lockdown maka semua kegiatan ekonomi akan berhenti.
"Ekonomi adalah barang dan perdagangan. Pada saat tidak ada barang dan perdagangan sudah pasti berhenti," lanjutnya.
Menurut Airlangga, pemerintah sudah dalam jalur yang benar dengan memberlakukan PSBB, selain karena bersifat regional atau tidak dipukul rata, sehingga masih membuka kawasan industri dengan menjalankan protokol agar aman.
Selain itu, Indonesia memiliki pasar domestik besar, sehingga tidak berdampak signifikan jika terjadi gangguan ekonomi di global. Dampak yanh berbeda dengan ekonomi Singapura yang jatuh dalam sampai dua digit yaitu 12 persen dan berujung resesi.
Ketika ekonomi global sedang berhenti, Indonesia justru masih mempunyai daya tahan dari sisi domestik ditambah beberapa sektor yang tumbuh lainnya.
"Sektor pengungkit yakni pertanian karena dalam situasi apapun kebutuhan untuk pangan tetap ada, sehingga dengan demikian sektor pangan masih aman. Kemudian, sektor digital, dengan adanya pandemi maka semua terpaksa work from home dan terpaksa menggunakan aplikasi digital, sehingga sektor infokom positif," tutupnya.