Kabar NasionalKabar DaerahKabar ParlemenKabar Karya KekaryaanKabar Sayap GolkarKagol TVKabar PilkadaOpiniKabar KaderKabar KabarKabar KabinetKabar UKMKabar DPPPojok Kagol Kabar Photo
KABAR KADER
Share :
76 Tahun Kemerdekaan RI, Ketua MPR: Optimalkan Bonus Demografi Songsong Indonesia Emas 2045
  Bambang Soetiono   18 Agustus 2021
Ketua MPR Bambang Soesatyo (tengah). Foto: MPR

kabargolkar.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan usia kemerdekaan Bangsa
Indonesia yang memasuki 76 tahun merupakan momentum sejarah paling sakral dalam kehidupan bangsa Indonesia. Selama 76 tahun usia kemerdekaan, berbagai tantangan dan dinamika kebangsaan telah dihadapi, berkali-kali komitmen kebangsaan telah diuji, dan serangkaian periodisasi zaman telah dilalui.

"Masyarakat Indonesia patut bersyukur di usia 76 tahun kemerdekaan, Indonesia masih tegak berdiri sebagai negara berdaulat. Karena sebagai negara kepulauan dengan tingkat kemajemukan yang sangat tinggi, di mana penduduknya terdiri dari 1.340 suku, berbicara dalam 733 bahasa, dan menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan, maka membangun dan menjaga komitmen untuk tetap bersama dalam satu ikatan kebangsaan, tentunya bukan hal yang mudah untuk dilakukan," ujar Bamsoet dalam acara Independence Festival (IFEST) 2021, Simposium dan Deklarasi Festival 76 Tahun Hari Kemerdekaan Indonesia, secara virtual dari Studio Digital Black Stone Jakarta, Selasa (17/8/21).

Turut hadir antara lain Founder 'Melompat Maju' Muhammad Wahyu Yusron, serta perwakilan pemuda dari berbagai provinsi di Indonesia.

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan selama 76 tahun kemerdekaan Indonesia, banyak hal yang telah dicapai. Namun masih lebih banyak lagi yang dapat diperjuangkan. Bangsa Indonesia bisa berkaca pada Korea Selatan, yang sejak awal berdiri pada Agustus 1948, merupakan negara miskin yang telah mengalami pahit-getir masa penjajahan Jepang selama 36 tahun.

"Korea Selatan bahkan harus mengawali perjalanan sejarah kebangsaan yang memilukan, berjibaku selama 3 tahun dalam perang saudara dengan Korea Utara. Menewaskan sekitar 4 juta jiwa rakyat di semenanjung Korea. Namun setelah 73 tahun usia kemerdekaannya, Korea telah tumbuh melesat sebagai negara maju, dengan pendapatan per kapita mencapai 31.637 US dollar," jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, salah satu kunci keberhasilan Korea Selatan ada pada pengembangan sumberdaya manusia dan pemanfaatan periode bonus demografi secara optimal. Saat ini, Indonesia tengah menjejakan kaki pada periode bonus demografi. Tepat pada usia satu abad kemerdekaan di tahun 2045, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 319 juta jiwa. Sekitar 70 persennya atau sebanyak 223 juta jiwa adalah kelompok usia produktif dalam jenjang usia 25 hingga 65 tahun.

"Saat ini adalah yang tepat bagi kita menyiapkan generasi muda bangsa untuk menyongsong Indonesia Emas. Jangan sampai puncak bonus demografi yang seharusnya dimanfaatkan bagi optimalisasi pembangunan nasional, malah menjadi kemubaziran. Korea Selatan adalah sebuah contoh sukses, namun sejarah juga membuktikan, tidak semua negara sukses memanfaatkan fase bonus demografi, misalnya Brazil dan Afrika Selatan," terang Bamsoet.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Derajat (PB KODRAT) ini menambahkan, Afrika Selatan gagal memanfaatkan bonus demografi disebabkan kurangnya perhatian pada kualitas pendidikan dan rendahnya tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan. Sedangkan Brazil gagal memanfaatkan bonus demografi karena keterpurukan ekonomi, tergerusnya sumberdaya negara untuk jaring pengaman sosial dan pensiun, serta terabaikannya kualitas pendidikan, infrastruktur dan penyediaan lapangan pekerjaan

Kabar Golkar adalah media resmi Internal Partai Golkar. kami memberikan layanan media online, media monitoring dan kampanye digital politik untuk Partai Golkar dan seluruh kadernya.
About Us - Advertise - Policy - Pedoman Media Cyber - Contact Us - Kabar dari Kader
©2023 Kabar Golkar. All Rights Reserved.