Cawapres KH. Ma'ruf memberikan ceramah di Dies Natalis ke-37 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Tampak Gubernur Banten Wahidin Halim. (Photo/Detik.com)[/caption]
Kabargolkar.com, Serang - Calon Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta dukungan kader dan pengurus Partai Golkar Banten untuk memenangkan pasangan nomor urut 01 di Pilpres 2019.
Pernyataan itu disampaikan KH Ma'ruf Amin saat menghadiri Sarasehan Konsolidasi Pemenangan Pileg dan Pilpres dan Pengukuhan Bappilu Partai Golkar Kabupaten Serang, Senin (1/10).
"Saya bisa jadi wapres kalau ada dukungan Golkar. Ke depan dari Banten harus ada yang jadi wapres lagi. Bahkan jadi presiden, khususnya dari Golkar Banten. Jadi nanti saya ke sini lagi sudah jadi wapres," katanya.
Kiai Ma'ruf meminta semua kader Golkar khususnya dan masyarakat Banten umumnya untuk memberikan dukungan penuh pada dirinya sebagai calon wakil presiden yang akan mendampingi calon Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019.
Kata Kiai Ma'ruf, sebuah kebanggan bagi masyarakat Banten karena ada warga Banten yang menjadi calon wakil presiden yang akan berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi berkeadilan dan pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan.
''Kalau saya nanti jadi wakil presiden membantu Pak Jokowi, kita perkecil kemiskinan, juga sandang dan kurang pangan. Aamiin ya robal alamiin," kata Kiai Ma'ruf disambut meriah tepuk tangan ratusan kader dan pengurus Patrai Golkar termasuk ketua DPD Golkar Banten Ratu Tatu Chasanah.
Kemudian, kata Kiai Ma'ruf, yang perlu dibangun kedepan adalah ekonomi kerakyatan, ekonomi keumatan dan ekonomi berkeadilan yang sesuai dengan Pancasila Sila ke-V yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Karena itu, kata Kiai Ma'ruf, perlu menghilangkan disparitas atau kesenjangan antara yang miskin dan kaya, yang lemah dan yang kuat atau antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya serta produk-produk lokal dengan produk-produk luar.
''Karena itu saya mengusung isu arus baru ekonomi Indonesia. Kenapa arus baru, karena arus lama itu pembangunan ekonominya dilakukan dari atas melahirkan konglomerat, maksudnya supaya netes ke bawah ternyata tidak netes-netes," ungkapnya.