Kabargolkar.com - Diketahui popularitas menjadi bagian penting dalam dunia politik saat ini, apalagi di era sosial media, di mana masyarakat dapat menjangkau semua informasi secara mudah, entah itu informasi positif maupun negatif.
Seringkali tokoh politik atau para politisi menggunakan sosial media untuk mendongkrak popularitas.
Hal itu selaras dengan pendapat Muhammad Nurdiansyah Analisis Digital Media Strategis, yang menuturkan bahwa saat ini popularitas menjadi bagian penting dalam dunia politik, terutama dalam menggaet suara anak muda. Namun, seiring berkembangnya zaman anak muda akan melakukan riset hasil kinerja dalam mencari calon pemimpin, tak hanya mengedepankan soal popularotas.
"Anak muda cenderung untuk melakukan riset, jadi ketika adapun popularitas seseorang yang tinggi, mereka akan secara psikologisnya memperhitungkan terlebih dahulu, ini sentimennya negatif atau positif. Jangan sampai dia populernya banyak (viral) namun tendensi nya negatif," tutur Nurdiansyah yang disampaikan saat Talkshow HUT KabarGolkar ke-5 dengan tema "Media Sosial Sebagai Epicentrum Komunikasi Politik Partai Golkar", pada Kamis, (30/3/23).
"Alangkah baiknya, popularitas ini mejadi satu hal penting, namun tidak menjadi satu jaminan sepenuhnya akan berdampak rektoral bila tidak dibangun dengan kualitas kinerja dan opininya," sambungnya.
Sama halnya yang disampaikan oleh Dara Nasution, ia menyampaikan bahwa strategi yang harus dilakukan Partai Golkar dalam menarik perhatian anak muda untuk memilih Partai Golkar di Pemilu 2024 adalah dengan cara memahami tipe-tipe anak muda, sehingga saat melakukan pendekatan pun pas sesuai sasaran.
"Partai politik jangan menganggap bahwa anak muda hanya satu entitas saja, padahal anak muda itu setiap generasinya banyak sekali tipe-tipenya. Sehingga sepintar-pintarnya kita bagaimana mengatur stategi agar anak muda tertarik ke dunia politik." tutur Dara Nasution saat menjadi narasumber di Talkshow HUT KabarGolkar ke-5 pada Kamis, (30/3/2024).