Kabargolkar.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mendampingi aparat
membongkar warung remang-remang (warem) Gunung Canar di ujung Purwakarta dekat perbatasan Bandung Barat, tepatnya di Desa Sawit, Kecamatan Darangdan.

Sebelumnya, warung-warung tersebut sering menjadi persinggahan kalangan sopir truk yang mencari kopi sekaligus hiburan malam.

Tidak hanya menjajakan kopi dan nasi, Warung remang-remang Gunung Canar juga menyediakan layanan karaoke malam, lengkap dengan perempuan pemandu lagunya alias PL yang cantik-cantik.

Persoalan timbul, di samping berdiri secara ilegal dan semerawut, sejumlah anak perempuan di bawah umur terjerembab dalam dunia malam Warung remang-remang tersebut.

Mereka yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah, terpaksa mengais pundi-pundi rupiah sebagai pemandu lagu alias PL.

Persoalan makin harus mendapatkan perhatian serius kala beredar kabar terdapat mucikari yang menyediakan jasa layanan ‘esek-esek’ di lokasi tersebut.

Dibongkar

Tidak tinggal diam, Kang Dedi bersama aparat membongkar Warung remang-remang Gunung Canar. Saat pembongkaran justru para pedagang tampak rela dan bahagia.

“Terima kasih. Semoga panjang umur bapak ya,” ujar Pedagang yang diaminkan Kang Dedi.

Sebabnya tidak asal membongkar saja, Kang Dedi memberikan uang bekal pengganti kepada para pedagang untuk selama istirahat di rumah.

Sementara para pedagang berdiam di rumah, Kang Dedi akan membangunkan kios-kios secara legal, dengan model bangunan yang lebih bagus, tertata, dan rapih di lokasi itu.

Kios-kios tersebut berkonsep rest area yang siap menyambut kedatangan truk-truk untuk beristirahat dan berbelanja, yang mana nantinya, truk-truk dapat parkir dengan rapih.

Kang Dedi menggunakan uang pribadinya dalam membangun kios rest area itu. Setelah selesai dibangun, ia akan menyerahkannya ke Badan Usaha Milik Desa(BUMDes) setempat untuk dikelola dan menunjang pendapatan desa.

“Bangun pakai uang pribadi saya, sanking saya mencintai warga, bagaimana warga jualan kemudian tempatnya rapih,” ujarnya.

Secara gratis, para pedagang dapat menempati kios rest area tersebut untuk berjualan. Tentu saja dengan catatan murni berjulan. Tidak ada anak perempuan di bawah umur yang bekerja sebagai pemandu lagu dan tidak boleh ada yang namanya prostitusi.

“Nanti satenya enak tempatnya enak, saya posting (promosikan di medsos). Ketika saya posting orang datang. Tapi kalau dagangnya model begini, campur ‘dagangan malam’. Kalau suami makan di sini istrinya pasti marah, ribut. Brandnya harus diubah, ini cara,” ujarnya.

Evakuasi Anak

Saat pembongkaran warung remang-remang Gunung Canar, Kang Dedi bersama aparat mengevakuasi sejumlah anak perempuan di bawah umur.

Mereka sejatinya warga Bandung Barat, tapi tidak jadi soal. Kabid Perlindungan Anak Dinsos Purwakarta, Dr Hj Nur Asiah Jamil menjemput mereka dengan manaiki Mobil Perlindungan Perempuan dan Anak.

Anak-anak perempuan di bawah umur tersebut di bawa ke Purwakarta untuk masuk ke lembaga kursus. Mereka akan diberikan pelatihan keterampilan kerja. Semua biaya sehari-hari mereka dan biaya pelatihan kerja ditanggung Kang Dedi.

Nantinya setelah beres pelatihan mereka akan disalurkan bekerja di industri garmen atau di bidang apapun yang mereka sukai.

“Seluruh rangkaian ini adalah upaya kita untuk melakukan sebuah perbaikan pada keadaan. Ini adalah langkah-langkah kita dan ini harus dilakukan satu-satu