kabargolkar.com, JOMBANG - Kabar Duka datang dari Partai Golkar Jatim. Ketua DPD Golkar Jombang Tjaturina Yulianti telah berpulang ke Rahmatullah. Kabar duka tersebut disampaikan Wakil Ketua DPD Golkar Jatim Gus Zahrul Azhar Asumta.
"Innalilahi Wa Inna Ilaihi Rojiun, Beliau Ibu Tjaturina Yulianti meninggal tadi sore sekira jam 16.00,'" kata Gus Han, panggilan akrab Politisi Golkar kepada Kantor Berita RMOLJatim, Rabu (30/6).
Pengasuh Asrama Queen Al Azhar Ponpes Darul Ulum Jombang ini menjelaskan, jenazah Tjaturina Yulianti telah dikebumikan di Desa Spanyul, Kecamatan Gudo, sekira pukul 19.00 WIB. Sebelumnya Tjaturina Yulianti sempat dirawat di rumah sakit Surabaya selama beberapa hari.
Sementara, Ketua Gerakan Pemuda Ka'bah Kabupaten Jombang, H Mujtahidur Ridho menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Tjaturina Yuliastuti Wihandoko, istri Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko periode 2013-2018.
Menurutnya, almarhumah merupakan sosok luar biasa yang saat itu mendampingi Pak Nyono sebagai Bupati Jombang. Untuk itu, Gus Edo sapaan akrabnya mengajak seluruh masyarakat Jombang mendoakan almarhumah agar diterima di sisi Allah SWT.
"Tidak hanya keluarga besar Pak Nyono yang kehilangan, namun seluruh masyarakat Kabupaten Jombang juga turut berduka," ujarnya
"InsyaAllah keluarga besar Pak Nyono ikhlas, diberi kekuatan, kesabaran dan ketabahan menerima kepergian almarhumah," katanya.
Kenangan yang paling berkesan dari Tjaturina, masih Gus Edo, saat GPK Jombang mengadakan acara untuk memperingati Hari Ibu, yang saat itu mengundang almarhumah (Ibu Tjaturina) sebagai sosok wanita tangguh asal Kabupaten Jombang tersebut.
"Almarhumah merupakan sosok yang tegar, bersahaja, sabar, dan juga penuh welas asih. Almarhumah sudah memberikan banyak sekali tauladan-tauladan ditengah-tengah masyarakat. Baik sebagai tokoh inspirasi di Kabupaten Jombang," bebernya.
Ketua GPK Jombang ini juga turut mengingatkan kepada generasi muda maupun segenap kalangan lainnya yang masih memiliki seorang Ibu, agar jangan pernah letih memberikan cinta dan perhatian kepadanya. Sebab jika Ibu telah tiada, tak bisa lagi memberikan perhatian secara langsung, hanya bisa melalui doa.
"Sosok Ibu yang mengajarkan kepada kita berbagai hal dalam kehidupan. Jasa mereka tak terbendung. Mencintai dan memperhatikan mereka bukan semata tugas dan kewajiban, melainkan menunjukan seberapa besar kadar kemanusiaan yang ada dalam diri kita," tandasnya.