Kabargolkar.com - Politikus senior Partai Golkar yang juga menjabat Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad mengatakan, sosok Ahmed Zaki Iskandar cocok diajukan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub 2024 nanti.
Demikian disampaikan Fadel Muhammad saat menghadiri Musyawarah Kelurahan (Muslur) dan Musyawarah Kecamatan Luar Biasa (Muscamlub) Kebayoran Baru, Minggu 12 Februari 2023.
Mantan Gubernur Gorontalo itu menilai bahwa Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Zaki Iskandar adalah figur yang sangat tepat memimpin Jakarta. Hal itu dilihat dari pengalaman yang sudah menjadi kepala daerah dua periode. Diketahui Zaki Iskandar menjabat sebagai Bupati Tangerang.
"Zaki ini figur yang sangat tepat dengan pengalamannya. Beliau secara tepat dengan kapasitas yang beliau miliki dan juga kendaraan politik yang beliau miliki," ujar Fadel Muhammad.
Fadel pun mengajak semua kader fokus bersama-sama dalam memenangkan target Golkar DKI Jakarta mengusung Zaki Iskandar sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capres.
Selain silaturahmi, dalam kesempatan tersebut Fadel Muhammad memberikan materi di depan para pengurus Golkar tingkat ranting dan juga Kota Jakarta Selatan. Fadel berbagi pengalaman terkait konsolidasi kader.
"Golkar adalah partai yang ada bersama rakyat," kata Fadel yang sudah malang malintang sebagai kader dan pengurus DPP Partai Golkar.
Fadel Muhammad juga mengingatkan pentingnya yel yel untuk menimbulkan semangat kader dalam memenangkan Golkar.
Sementara itu, Plt Ketua Golkar Kota Jakarta Selatan Fauzan Fadel Muhammad menegaskan, pihaknya telah melakukan konsolidasi organisasi dan menargetkan perolehan suara yang sangat signifikan dibandingkan Pemilu 2019 lalu.
"Target kita suara di 2024 naik empat kali lipat dibandingkan 2019. Tadinya yang tiap kecamatan 4 ribu kita target di 2024 bisa 12 ribu sampai 14 ribu, sehingga kita bisa menang Pileg dan dapat mengusung Cagub sendiri," ujarnya.
Fauzan yakin sangat mungkin memperoleh target tersebut. Sebab, katanya, dalam sejarah elektoral DKI Jakarta terutama wilayah Jakarta Selatan tahun 2004 sangat signifikan.
"Sehingga penurunan yang ada di tahun 2019 ini kita yakini hanyalah karena strategi dan konsolidasi organisasi tingkat ranting yang tidak maksimal," katanya.