Kabargolkar.com - Dalam Hitungan Hari, masyarakat Indonesia akan mengenang hari kemerdekaannya
yang ke-76 di hari selasa tanggal 17 Agustus 2021. Untuk yang kedua kalinya, hari kemerdekaan Republik Indonesia diperingati dalam suasana wabah Corona Virus Disease 19 (Covid-19). Tidak ada pesta sebagaimana biasanya. Namun api semangat kemerdekaan tidak bisa dibiarkan padam. Atas kesadaran itu, Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa KOSGORO 1957 (DPP HIMA KOSGORO ‘57) menginisiasi sebuah Web Seminar (Webinar) yang dilakukan secara online untuk mengajak Pemuda Indonesia untuk berkaca sudah sejauh mana generasi muda mengamalkan dan mengisi kemerdekaan, spesifik dalam hal kepemudaan dan kebudayaan.

Webinar ini mengangkat tema “Refleksi 76 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, Menakar Pencapaian Kepemudaan dan Kebudayaan dalam Rangka Mengisi Kemerdekaan”. Webinar yang dipandu oleh Ketua Bidang Pendidikan, Rahman Sugidiyanto, menghadirkan pembicara-pembicara yang memantik semangat nasionalisme dan kemerdekaan. Acara yang turut disimak oleh peserta dari beberapa DPD-DPD HIMA KOSGORO ‘57 Provinsi ini dibuka sambut dan dibuka langsung oleh Dave Laksono, selaku Ketua Umum PPK KOSGORO ’57.

Mas Dave, begitu sapaannya, menyampaikan bahwa Pemuda Indonesia punya sejarah perjuangan yang Panjang baik di masa pra maupun pasca kemerdekaan dan semangat itulah yang harus dipelihara oleh generasi sekarang untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada pada saat ini dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. “Pemuda Indonesia memiliki sejarah Panjang dalam hal perlawanan kepada penjajah di era pra kemerdekaan dan era mempertahankannya pasca kemerdekaan diproklamirkan. Semangat inilah yang tidak boleh padam pada jiwa-jiwa pemuda Indonesia generasi ini yang bukan lagi melawan penjajah melainkan menjawab tantangan zaman. Nah hari ini tantangannya dalam situasi pandemi yang salah satunya mempengaruhi ekonomi dan merubah transaksi jual beli konvensional, pemuda bisa kreatif memanfaatkan kemajuan teknologi seperti digital marketing dan menjualnya dalam digital marketplace yang mulai digandrungi oleh masyarakat untuk tetap terus berkontribusi pada perputaran ekonomi agar tetap tumbuh”, paparnya.

Kesempatan pertama materi tentang kebudayaan disampaikan oleh Tengku Ryo yang merupakan seniman nasional yang menguasai instrumen biola dan mempopulerkan Kain Songket ke Mancanegara. Sebagai seorang budayawan, Bang Tengku menyampaikan bahwa kebudayaan luhur seperti tata krama dalam bergaul masih terwarisi dan terjaga kemurniannya di wilayah-wilayah kerajaan, kesultanan dan masyarakat adat. Namun beliau menyatakan prihatin karena banyak figur publik yang mempertontonkan perilaku dan ucapan yang semakin jauh dari budaya luhur Nusantara, dan meminta pemuda ambil peran untuk mengkritisinya. “Kantong-kantong budaya seperti kerajaan. Kesultanan dan masyarakat adat diantara keluarga mereka masih menggunakan tata krama. Tetapi banyak tokoh-tokoh Indonesia yang tidak menjaga keluhuran budaya Nusantara dari bicaranya, perilakunya, yang sekarang dengan mudah diakses oleh anak-anak. Saya sedih melihat itu semua. Pemuda harus mengkritisi ini supaya mereka (Tokoh-tokoh publik) bertanggung jawab agar tidak menjadi inspirasi yang jelek” tegasnya.

Di kesempatan kedua materi tentang kepemudaan juga disampaikan oleh Alia Laksono