kabargolkar.com - Turut berpatisipasi dalam gerakan 'Kebaya Goes to UNESCO' dan bertepatan dengan perayaan hari Ibu, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pengajian Al-Hidayah melaksanakan kegiatan fashion show dan talkshow bertemakan "Melestarikan Kebaya sebagai Warisan Budaya Nasional" di Plaza Semanggi Jakarta, Senin 20 Desember 2022.
Acara tersebut dimoderatori Endah Nina Kurniasih dan dihadiri 90 peserta DPP dan DPD Pengajian Al-Hidayah se-Jabodetabek serta organisasi sayap Partai Golkar lainnya.
Rita Fitria sebagai Ketua Panitia Acara sampaikan rangkaian acara yang diselenggarakan sebagai dukungan Pengajian Al-Hidayah terhadap pendaftaran kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke UNESCO.
"DPP Pengajian Al-Hidayah menyelenggarakan rangkaian talkshow, fashion show, deklarasi dukungan kepada Kebaya, serta pelatihan menulis buku dan pengeloaan media organisasi. Kegiatan tersebut kami anggap penting karena saat ini memakai kebaya sudah menjadi trend dibanyak kalangan, terutama sejak di gaungkannya gerakan Kebaya Goes to UNESCO, " ujar Rita.
Sementara itu, Ketua Penggerak PKK Parepare, Hj Erna Rasyid Taufan mengatakan, meskipun mengikuti budaya leluhur namun harus sesuai syariat Islam. "Kebaya muslimah saat ini sudah banyak digaungkan perempuan masa kini. Namun, sebagai perempuan muslimah sebaiknya menampilkan kebaya yang bisa disesuaikan dengan syariat Islam," paparnya.
Sementara itu, Yus Oktavia, Ketua Umum Kadin Fashion Designer of Indonesian menambahkan bahwa kebaya tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
“Kebaya dapat kita modifikasi sesuai dengan ajaran sebagai seorang muslimah. Tidak ada pakem bentuk kebaya seperti apa, jadi kita bisa mengenakan dan menyesuaikan kebaya sesuai dengan kepribadian dan aturan yg berlaku," ujar Yus Oktavia.
Terakhir, Amaliah Solbi Anggota DPD RI menymaikan peran perempuan dalam melestarikan kebaya. "Semangat dalam mendaftar kebaya ke UNESCO ini yang perlu kita ikuti dan pertahankan sebagai perempuan di Indonesia yaitu dengan memakai kebaya di hari tertentu yang merupakan ungkapan rasa bangga terhadap budaya yang kita miliki dan dengan kebaya dapat mendorong industri kreatif/UMKM,” tandas Amaliah.