Kabargolkar.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan diplomatik dari Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia Lu Kang dalam rangka pengembangan kerja sama dan diskusi terkait penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Airlangga mengharapkan dukungan dari Tiongkok, terlebih di tengah tensi geopolitik yang meningkat akibat konflik Rusia-Ukraina.
"Indonesia telah mengundang seluruh Kepala Negara/Kepala Pemerintahan G20 untuk hadir dan berharap Presiden RRT juga dapat hadir pada penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (13/4/2022).
Sebagai salah satu mitra dagang terbesar bagi Indonesia, investasi RRT mencapai nilai yang signifikan hingga US$ 100 miliar dan termasuk dalam lima besar negara investor bagi Indonesia. Salah satu investasi RRT yakni terkait hilirisasi industri dan pembukaan politeknik industri.
Investasi tersebut membuka peluang bagi ekspor Indonesia untuk dapat beralih dari bahan baku menjadi produk olahan. Airlangga juga memberikan contoh investasi Tiongkok yang ramah lingkungan, seperti pembangunan industri dan kemitraan dengan Tiongkok di Bintan untuk pengolahan bauksit.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga dan Lu Kang juga membahas soal program-program di bidang ekonomi, infrastruktur, pangan, nilai tambah industri, hilirisasi, dan metal yang memiliki kesamaan dengan RRT.
"Saat ini RRT berupaya mengatasi kemiskinan. Pemerintah RRT tertarik untuk terlibat dalam investasi terutama perumahan di Kalimantan untuk industri," pungkas Lu Kang.
Lu Kang juga menekankan industri untuk tidak bersifat follow others, melainkan dapat mengembangkan gagasan-gagasan baru seperti pemanfaatan teknologi digital.
Airlangga menyambut baik MoU kerja sama ekonomi digital dengan RRT lantaran sejalan dengan agenda utama dalam Presidensi G20 Indonesia. Sebab, Indonesia mengharapkan adanya alih teknologi, khususnya untuk produktivitas komoditi pangan dalam rangka mendorong produksi pertanian di luar Jawa seperti Kalimantan dan Bangka Belitung guna meningkatkan cadangan pangan di tengah situasi saat ini.
Terkait pembahasan isu geopolitik, Airlangga menjelaskan diskusi tersebut dapat dilakukan secara terpisah dan Presidensi G20 Indonesia tidak berencana mengeluarkan keanggotaan satu negara pun. Karena, dalam forum G20 tidak ada aturan seperti halnya pada forum-forum yang lain.
Lu Kang pun berharap Presidensi G20 Indonesia berjalan lancar dan hubungan kemitraan antara Indonesia dengan RRT dapat semakin kuat. (detik.com)