Wasekjen Golkar Pertanyakan Seruan Rizieq soal Tak Pilih Partai Penista Agama

Kabar Golkar 03 Desember 2018

[caption id="attachment_16251" align="aligncenter" width="640"]

Wasekjen DPP Partai Golkar Maman Abdurrahman. (foto: Instagram/@maman_borneo)[/caption] kabargolkar.com, JAKARTA -�Partai Golkar tak mempersoalkan seruan Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab menyerukan kepada massa Reuni 212 agar tidak memilih caleg maupun capres yang diusung oleh partai penista agama. Namun, Wasekjen DPP Golkar Maman Abdurrahman mengaku sedih apabila seruan itu keluar dari mulut Rizieq. "Di era demokrasi ini setiap warga negara berhak berpendapat apalagi seperti Habib Rizieq. Namun sedih rasanya apabila seorang Kiai sekaliber Habib Rizieq mengatakan seperti itu, terlalu sempit kalau ukuran halal atau haram memilih seorang caleg hanya dari perbedaan sikap dukungan di dalam pencapresan," ujar Maman ketika dihubungi, Senin (3/12).

"Seakan-akan semua hal positif yang pernah dilakukan seseorang caleg ataupun fungsionaris partai selama hidupnya tidak ada artinya," ujar Maman Abdurrahman.

Anggota DPR RI ini kemudian mempertanyakan bagaimana kondisinya jika para caleg-caleg partai yang selama hidupnya sering membantu orang-orang fakir hingga membantu pembangunan rumah-rumah ibadah. Bahkan, ia mencontohkan situasi politik saat Pilgub Kalimantan Barat beberapa waktu lalu, ketika itu Partai Golkar telah berikhtiar bersama-sama dengan seluruh umat muslim Kalbar bersatu dan menjadi penggagas untuk menyatukan pemimpin-pemimpin muslim sebagai bagian dari upaya merespon keinginan umat di Kalbar dan ikhtiar untuk menunjukkan gerakan Islam yang rahmatan lil alamin, namun Partai Gerindra dan PAN tidak mendukung bahkan mendukung calon dari luar kelompok muslim. "Apakah dengan situasi tersebut di Kalbar bisa kita mengatakan haram untuk memilih partai tersebut? Saya pikir tidak arif dan tidak bijak kalau kita mengatakan hal tersebut," ucap dia.

Sebagai wakil rakyat dan juga fungsionaris partai, Maman mengaku sering turun ke dapil untuk bertemu serta menyerap aspirasi masyarakat di Kalbar. Tak jarang, sebagian besar program-program dikucurkan untuk masjid, pesantren, orang-orang miskin, membina anak-anak muda, masuk ke kampung-kampung dan pedalaman Kalbar, membina ibu-ibu pengajian. "Apakah dengan apa yang sudah saya dan sebagian besar lagi para fungsionaris-fungsionaris partai lainnya lalu kita semua ini haram untuk dipilih? InsyAllah mata batin jutaan rakyat Indonesia tidak buta, mereka tahu siapa yang pantas untuk mewakili mereka 5 tahun ke depan," tutur Maman.