[caption id="attachment_23974" align="aligncenter" width="750"] Iqbal Wibisono (politiktoday.com)[/caption] kabargolkar.com, SEMARANG - Partai Golkar menilai pelaksanaan Pemilu serentak merugikan partai berlambang pohon beringin tersebut. Sebab, perolehan suara Golkar di Jateng tak seperti yang diharapkan. Ketua Harian DPD I Partai Golkar Jateng Iqbal Wibisono mengatakan meski mengusung pasangan 01, partainya tak mendapatkan efek ekor jas dari pasangan Jokowi-Ma�ruf Amin. �Pilpres dan Pileg bareng merugikan untuk Golkar. Golkar tak mendapat manfaat secara politis,� ujarnya disela buka bersama kaum dhuafa di kantor DPD I Partai Golkar Jateng, Sabtu (25/5/2019) malam. Iqbal menjelaskan, selama ini sosok Jokowi identik dengan PDI Perjuangan. Sementara KH Ma�ruf Amin lekat dengan PKB. Dia menganggap dua partai tersebut lebih diuntungkan dalam Pemilu serentak. �Apalagi saat PPP mendapat masalah karena Ketua umumnya ditangkap KPK, PKB tidak mendapatkan saingan yang berarti,� ungkapnya. Dia menilai dalam Pemilu 2019 lalu, PDI Perjuangan terlalu kuat di Jateng. Akibatnya, kursi Golkar banyak yang hilang. Total perolehan kursi Golkar di DPRD Kabupaten/Kota di Jateng hanya 192 kursi. Jumlah tersebut turun dibanding Pileg 2014 lalu saat Golkar memperoleh 208 kursi. �Kami kehilangan 16 kursi. Kota Salatiga dan Kabupaten Rembang bahkan hanya dapat satu kursi,� paparnya. Sementara di DPRD Jateng, Golkar gagal dapat kursi di dapil Jateng I (Kota Semarang). �Dilihat secara makro jumlah kursi di DPRD Jateng memang naik menjadi 12, tapi di Kota Semarang tak bisa terpenuhi. Dikatakan Iqbal, pihaknya telah melakukan evaluasi. Ke depan pihaknya akan mempersiapkan kaderisasi dan konsolidasi dengan lebih baik. Sebab dengan sistem pemilu seperti sekarang, pemenangan sangat tertumpu pada caleg. �Kami akan persiapkan caleg sedini mungkin. Selain itu juga kesiapan sarana prasarana, dan sumber dana,� paparnya. (jatengtoday)