kabargolkar.com, JAKARTA - Perebutan kursi Ketum Golkar antara Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo (Bamsoet) makin sengit. Untuk berhasil menduduki pucuk beringin dinilai perlu kedekatan dengan kekuasaan atau Presiden Joko Widodo.
Secara jabatan, posisi Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian lebih dekat sebagai pembantu Presiden. Sedangkan, Bamsoet sebagai ketua MPR dipandang jauh dari lingkaran kekuasaan atau di luar eksekutif.
Loyalis Bamsoet, Robert Kardinal menegaskan Airlangga hanya pembantu Jokowi. Sedangkan, Bamsoet yang melantik kepala negara.
"Airlangga kan pembantunya presiden, Bamsoet yang melantik presiden, top kan, hebat mana," kata Robert di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta (20/11).
4 Faktor Penentu Kemenangan di Munas
Sebelumnya, Pengamat Politik Poltracking Hanta Yudha menyebut, ada empat faktor untuk berhasil menjadi ketua umum Partai Golkar. Salah satunya, faktor kedekatan dengan kekuasaan atau istana. Hanta memprediksi, figur yang paling dekat dengan kepala negara akan menduduki kursi Golkar 1.
"Di dukung oleh kekuasaan atau oleh Medan Merdeka Utara, itu sangat menentukan, kalau dia dekatnya 10 centimeter, pasti dia kalah dengan yang kedekatannya dengan Presiden 1 centimeter, jadi semakin dekat calon ketua umum Golkar semakin berpeluang," ucap dia. (
merdeka)