Kabargolkar.com - Aksi penambangan batu dengan menggunakan bahan peledak masih banyak dilakukan
oleh penambang nakal. Salah satunya di penambangan ilegal yang berada di Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Karawang.
Kegiatan ilegal tersebut terungkap saat Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi datang ke tempat tersebut. Awalnya Dedi datang ke lokasi hanya untuk melihat fenomena kawanan monyet yang turun ke pemukiman dan daerah wisata Guha Dayeuh.
Saat perjalanan ia melihat ada kegiatan penambangan yang dulu sempat ditutup karena ilegal. Namun lokasi tersebut aktif kembali dengan kegiatan penambangan batu.
Setelah didekati penambangan tersebut juga menggunakan bahan peledak. Hal tersebut terlihat dari sejumlah kabel menjuntai yang biasa digunakan untuk peledakan.
"Ini masih ada kabel, diduga masih ada kegiatan peledakan. Pertanyaannya mereka dapat amunisi ledak dari mana? Sedangkan amunisi ledak itu hanya diberikan pada perusahaan yang berizin," ucap Dedi Mulyadi seperti yang kami lansir dari laman detikcom, Selasa (25/01/2022).
Menurut Dedi kegiatan penambangan dengan menggunakan bahan peledak harus memiliki izin khusus. Bahkan penambang harus memiliki izin khusus dari kepolisian.
Di lokasi ia bertemu dengan sejumlah penambang. Dedi pun menanyakan apakah tambang tersebut telah memiliki izin.
"Enggak ada izin sih, Pak," ucap salah seorang pria penambang yang mengaku sebagai warga setempat.
"Terus dapat izin ledak dari mana? Bahan peledaknya dari mana?," tanya Dedi.
"Ya sedapatnya, Pak. Biasanya dari Klapanunggal, Cileungsi," kata penambang.
Dedi kembali menanyakan penggunaan bahan peledak. Sebab bagi penambang lepas dengan penghasilan Rp 50-75 ribu per hari tidak mungkin untuk mendapatkan bahan peledak. Ia menduga ada campur tangan perusahaan dan tambang bukan dikelola perorangan oleh warga.
"Pasti bahan peledak diperoleh oleh pengusaha dan ini tanpa izin. Semoga jajaran Polda Jabar dan Polres Karawang bisa segera tindak lanjuti. Ini bukan hanya soal tanpa izin (tambang), tapi sudah menyangkut hal-hal prosedural ancaman hukum penggunaan bahan peledak tanpa izin," kata Dedi Mulyadi.
Tidak sampai di situ, Kang Dedi Mulyadi juga langsung menelepon Dirjen Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk turun langsung periksa kondisi tambang.
Beri Makan Monyet
Tujuan awal Dedi Mulyadi datang ke lokasi adalah mengecek langsung laporan warga terkait kawanan monyet yang turun ke pemukiman dan kawasan wisata Guha Dayeuh.
Sekawanan monyet tersebut turun diduga terganggu dengan aktivitas tambang. Selain itu sumber makanan di kawasan hutan telah habis.
"Di gua ini masih banyak binatang seperti kera dan konon katanya mulai kelaparan karena sumber makanan sudah tidak ada. Semoga bisa mencari solusi problem di wilayah sini. Gua ini terancam oleh bom batu," katanya.
Selain mengecek langsung lokasi, Dedi juga membawa satu mobil kol buntung penuh pisang untuk diberikan pada kawanan monyet. Dan benar saja saat pisang dibawa langsung diserbu oleh kawanan monyet yang lapar