Kabargolkar.com - Kejadian penyekapan 60 orang warga negara Indonesia (WNI) oleh perusahaan investasi palsu di Sihanoukville, Kamboja, harus menjadi pelajaran bagi pemerintah agar tak kembali terulang.
Pasalnya, kata anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani, kejadian penyekapan atau eksploitasi pekerja migran Indonesia bukan kali pertama terjadi.
"Kejadian ini bukan yang pertama dan terlihat ada peningkatan frekuensinya," kata Christina seperti yang kami kutip dari laman RMOL.ID, Minggu (31/7).
Kata legislator Partai Golkar ini, pada Mei 2021 lalu juga tercatat ada ada 75 orang WNI mengalami hal yang sama.
"Mereka diiming-imingi bekerja di perusahaan start-up kemudian disekap dan dieksploitasi sebagai operator judi online," terangnya.
Pada sisi lain, Christina mengapresiasi Kementerian Luar Negeri RI yang melaporkan telah mengevakuasi 55 WNI yang mengalami penyekapan.
"Tentu kami mengapresiasi Kemenlu yang cepat tanggap setelah menerima kabar disekapnya 55 orang WNI kita di Kamboja," pungkasnya.