Kabargolkar.com - Legislator Golkar asal Sukabumi, Dewi Asmara buka suara terkait masalah stunting, Covid-19 hingga persoalan ekonomi di Indonesia.
Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini juga dikenal aktif dalam melakukan sosialisasi, untuk menuntaskan persoalan stunting.
"Dulu saja kita tidak terlampau sadar masalah stunting. Namun, alhamdulilah Indonesia dalam penanganan Covid-19 berhasil masuk ke dalam ke negara 5 besar dunia," kata Dewi dalam keterangan persnya, Jumat (28/10/2022).
Anggota Komisi IX DPR ini juga memantau imbas peperangan dari Rusia - Ukraina, yang secara ekonomi mempengaruhi perekonomian dunia.
Meski begitu, Dewi merasa beruntung, Indonesia memiliki kekuatan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang sangat kuat dan hebat.
Tak hanya UMKM, Dewi menilai, kekuatan industri di tanah air juga cukup kuat dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia.
"Ada karena Indonesia menghasilkan barang, misalnya dari Sukabumi. banyak pabrik, pabrik sepatu, pabrik garment hingga pabrik tekstil. Ujungnya mau kemana, mau keluar negeri (ekspor)," ucap Dewi.
Disatu sisi, Dewi memaparkan kendala perang dagang, disaat para industri dan pelaku industri di Indonesia melakukan ekspor barang ke luar negeri.
"Sekarang negara tujuannya banyak yang nggak bisa bayar, bayar nya mundur. Kenapa? akibat perang makan energinya jadi mahal. Seperti batu baranya, listriknya semuanya minyaknya," tegas Dewi.
"Karena banyak yang dari Rusia itu negara-negara luar biasa, hampir semua negara eropa. Jadi kalau kita disini, misalnya bensin naik, di luar negeri itu naiknya itu bisa mencapai 200 persen," sambungnya.
Lebih lanjut, Dewi menegaskan, imbas dari itu semua juga menyebabkan harga pangan di Indonesia mengalami kenaikan harga.
Akibatnya banyak masyarakat, khususnya warga miskin yang kesulitan mendapatkan bahan makanan bergizi.
"Ujungnya adalah kepada persoalan stunting. Karena kekurangan gizi itu, menyebabkan anak-anak yang telahir dengan stunting," tutup Dewi.