Kabargolkar.com – Indonesia memiliki keanekaragaman perbedaan keyakinan, suku, bahasa, budaya dan sosial yang harus menjadi perhatian, dan semua pihak perlu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Pancasila menjadi ideologi dari bangsa Indonesia, pancasila dan agama bukanlah dua hal yang bertentangan namun mejadi dua hal yang saling mengikat. Hal itu selaras dengan pesan Sari Yuliati anggota DPR RI Komisi III.
“Kita perlu pahami bagaimana beragama dan berpancasila. Kita justru harus mensosialisasikan ke masyarakat bahwa itu bukan dua hal yang bertentangan tetapi dua hal yang saling mengikat,” ungkap Sari Yuliati.
Maraknya politik identitas bernuansa keagamaan begitu marak ditengah-tengah masyarakat dalam menyambut pesta Politik 2024, Sari Yuliati pun memiliki anggapan bahwa berkampanye dengan mengusung politik identitas menjadi hal yang sah-sah saja, namun itu bukanlah hal yang dapat dibenarkan sehingga perlunya masyarakat memahami kedudukan agama dan pancasila dalam politik adalah dua hal yang berbeda.
“Kita dapat mensosialisasikan ke masyarakat jika ada berbagai kontestasi politik maupun pemilu legislatif, pilkada, pilpres yang sah-sah saja bahwa politisi membuat cara-cara seperti itu (kampanye) yang namanya politik identitas. Karena kita semua memang beridentitas, nah kita yang terinfluence (terpengaruh) dengan kampanye-kampanye seperti itu lah yang salah. Dan kitalah yang seharusnya menjadi speaker kepada masyarakat untuk membenarkan dan mendudukan dengan benar apa itu agama dan apa itu pancasila.’ tutup Sari Yulianti.
Tentunya efek dari politik identitas bukan lah hal yang dianggap enteng, namun akan menimbulkan potensi perpecahan. Sehingga perluhnya pemahaman bagaimana memposisikan diri dalam beragama dan dalam berpancasila.