Kabargolkar.com - Sepanjang tahun 2022, Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar di Komisi IX, Darul Siska fokus pada penanganan kasus Stunting.
Hal tersebut diungkapkannya dalam laporan kinerja 2022 pada awak media, Minggu (18/12/2022).
“Tahun ini beban berat menghadapi Stunting, angka prevalensi stunting di Sumatra Barat mencapai 23,3 persen, di bawah rata-rata nasional. Bahkan di beberapa kabupaten kota angkanya lebih tinggi lagi dan ada yang mencapai 40 persen,” terangnya.
Lebih lanjut, legislator yang membidangi kesehatan, kependudukan, dan ketenagakerjaan ini menjelaskan, penanganan stunting ini berkaitan dengan persiapan generasi emas Indonesia pada tahun 2045.
“Anak-anak kecil sekarang adalah calon bibit unggul generasi emas harapan kita. Di tangan mereka masa depan dan nasib bangsa kita ini dipertaruhkan,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, masalah dan tantangan dalam penangan stunting saat ini diantaranya adalah minimnya pengetahuan masyarakat terkait stunting, sehingga menimbulkan kesalahan pemahaman dalam penanganan dan pencegahan stunting.
Dari catatannya, sebagian masyarakat menganggap tidak penting asupan gizi seimbang dan bernutrisi cukup bagi anak, ibu hamil atau menyusui. Dari perspektif sosial, anak yang terpapar stunting dianggap aib sehingga tidak diperiksakan di fasilitas kesehatan. Akibatnya, anak tidak mendapat penanganan yang tepat. sambungnya.
“Padahal, stunting dapat dicegah dan disembuhkan. Stunting masih bisa dicegah dan ditangani selama anak dalam masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan, yaitu 40 minggu di masa kehamilan; pada anak usia satu tahun dan usia dua tahun.” sambungnya.
Oleh sebab itu, komisi IX DPR RI fokus untuk mengupayakan percepatan penurunan stunting.Selain adanya Satgas percepatan penurunan stunting di tiap kabupaten/ kota, komisi IX juga gencar memberikan sosialisasi dan edukasi bahaya stunting kepada masyarakat.
“Yang bisa kita lakukan memahamkan masyarakat tentang bahayanya stunting, resiko dan cara mencegahnya.” sambungnya.
Ia menuturkan, sasaran sosialisasi percepatan penurunan stunting di Sumbar tahun 2022 ialah sebanyak 4.650 orang di 26 kecamatan yang merupakan Pasangan Usia Subur dan keluarga yang memiliki baduta atau balita.
“Anggaran yang dihabiskan untuk pencegahan stunting cukup signifikan yaitu di angka Rp 3,75 miliar,” ujarnya.
Politisi Fraksi Partai Golkar menambahkan, selain sosialisasi dan KIE, kami juga intensif mempercepat penurunan stunting dengan menyasar langsung keluarga berisiko stunting yang tidak mampu dengan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) bagi 17 anak di 5 kabupaten/kota.
“Upaya yang dilakukan semoga dapat membantu meringankan biaya perbaikan gizi anak-anak tersebut.” pungkasnya. (padangkita.com)