kabargolkar.com - Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
hingga kini masih perkasa dengan menempati urutan pertama dan kedua dalam pilihan masyarakat kabupaten Musi Banyuasin.
Dua partai yang berlambang Pohon Beringin dan Kepala Banteng bermoncong putih tetap mendapatkan sentimen yang paling positif dibandingkan parpol lainnya apabila pemilihan anggota legislatif di Kabupaten Muba dilaksanakan hari ini (pada saat survei digelar).
“Partai Golkar dan PDI-P masih bertengger di posisi teratas dan unggul signifikan secara statistik dibandingkan partai politik lainnya.
Trend elektabilitas dari dua kali survei yang dilakukan menunjukkan konsistensi elektoral Golkar dan PDI-P yang berada dI urutan puncak," ungkap Direktur eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen LKPI, Arianto, M. I. Kom, Sabtu (11/6/2022).
Arianto menjelaskan, jarak interval elektabilitas partai Golkar dan PDI-P masih berada dalam irisan marjin off error (tingkat kesalahan), dalam arti tetap sama-sama berada di posisi pertama.
Walaupun terjadi “tsunami politik” di partai Golkar beberapa bulan lalu, namun pengaruhnya tidak signifikan sama sekali. Kuatnya tarikan elektoral Golkar dan PDI-P merupakan hasil kerja nyata dari anggota legislatifnya di kabupaten Muba.
Pada simulasi pertanyaan semi terbuka yang disodorkan kepada responden untuk memilih partai politik, lanjut lembaga yang dalam Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini, hasilnya adalah partai Golkar 25,6 persen, PDI-P 24,2 persen, Gerindra 11,3 persen , Nasdem 3,8 persen, PKB 3,3 persen, PAN persen 2,9 persen.
Kemudian diikuti Demokrat 2,8 persen, PKS 2,8 persen, PPP 1,5 persen, Perindo 0,8 persen, Hanura 0,3 persen, PSI 0,2 persen, PKN 0,2 persen, Ummat 0,1 persen, PKPI 0,1 persen, PBB 0,1 persen, Berkarya 0,1 persen, Gelora 0,1 persen, Pelita 0 persen, Garuda 0 persen, Prima 0 persen, Rakyat 0 persen serta massa mengambang 19,9 persen.
Perolehan elektabilitas jelas menunjukkan bahwa kinerja dari partai-partai politik yang menjadi tolak ukur di masyarakat adalah sejak mereka dilantik menjadi anggota legislatif.
Selanjutnya, sejauh mana kinerja anggota legislatif dari partai politik tersebut terjun langsung ke masyarakat dalam menyerap dan menuntaskan aspirasi terhadap persoalan yang timbul di masyarakat.
Selain itu, tingkat pengenalan parpol ke masyarakat yang lebih massive, baik itu atribut maupun tawaran dan program yang telah dilakukan.
Kecenderungan dari data survei, lanjut mantan peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) bahwasannya Golkar dan PDI-P lebih sering para kadernya menemui masyarakat sehingga potret kinerja partai besutan Airlangga Hartarto dan Megawati Soekarno Putri tersebut sangat mudah diingat masyarakat.
“LKPI juga menggunakan parameter-parameter sebelum menanyakan pilihan partai politik tersebut.
Diantaranya adalah sejauh mana responden lebih sering melihat/mengetahui atribut parpol yang sering dilihat, seberapa sering anggota legislatif parpol menemui masyarakat secara langsung," katanya.
Mantan auditor survei konvensi capres partai Demokrat ini dengan lantang menyebut, selain itu, persepsi capaian kinerja parpol dan disampaikan langsung ke masyarakat dan sosialisasi parpol ke depan, baik image para anggota parpol dan parpol itu dalam mensosialisasikan programnya ke depan