KabarGolkar, Jakarta – Kekuatan keluarga akan mengubah Indonesia. Keluarga jua menjadi kekuatan utama dalam bernegara. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengambil langkah tepat dan serius dalam mentransformasi BKKBN menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga/BKKBN sebagai langkah awal yang merepresentasikan bahwa ketahanan keluarga sangat penting untuk kemajuan bangsa. Keluarga itu penting, keluarga itu fondasi, keluarga itu kekuatan. Hal tersebut disampaikan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Dr. Wihaji dalam rilisnya Minggu (29/6/25).
Menurut Wihaji, ketahanan keluarga penting untuk masa depan Indonesia. Menciptakan generasi emas di dalam keluarga yang berketahanan didukung dengan 5 Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN. GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting), TAMASYA (Taman Asuh Sayang Anak), GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia), SIDAYA (Lansia Berdaya), dan Super Apps Keluarga Indonesia.
Menuju Indonesia Emas 2045 bukan hal yang tak mungkin diraih. Selayaknya filosofi menambang emas, yang harus diimbangi dengan cara-cara terbarukan agar lebih cepat dan tepat sasaran, tambah Menteri Wihaji. Menurutnya, memang tidak mudah menambang emas, begitu pula menciptakan generasi emas.
“Mari, kita ciptakan tambang kemanusiaan tidak hanya melalui cara tradisional. Kalau melalui cara tradisional prosesnya panjang. Tapi coba kita percepat. Generasi emas perlu menggunakan cara-cara baru, cara teknologi. Mengubah perilaku kita coba pakai pendekatan teknologi, juga pencegahannya,” jelas Wihaji.
Melalui siklus kehidupan, Kemendukbangga/BKKBN ikut andil dalam mengelola bonus demografi yang kini Indonesia alami dengan berbasis keluarga. Kemendukbangga/BKKBN membersamai keluarga agar mandiri, tentram dan bahagia.
Berdasarkan data Kemendukbangga/BKKBN tahun 2024, estimasi jumlah keluarga Indonesia sebanyak 87.845.879. Keluarga yang sehat juga investasi bagi bonus demografi. Stunting menjadi urusan penting untuk dientaskan di dalam keluarga Indonesia untuk mengoptimalkan bonus demografi.
“Hari ini yang kita cegah melalui GENTING (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) adalah sebabnya stunting apa, hulunya di mana, itulah yang akan kita urai. Apakah air bersih, sanitasi, asupan gizi, atau apakah pernikahan dini. Tidak keluar dari situ. Hari ini kita fokus pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Itulah objek penting supaya nanti prevalensi stunting ke depan tambah baik,” tutup Wihaji.