Kabar NasionalKabar DaerahKabar ParlemenKabar Karya KekaryaanKabar Sayap GolkarKagol TVKabar PilkadaOpiniKabar KaderKabar KabarKabar KabinetKabar UKMKabar DPPPojok Kagol Kabar Photo
KABAR KADER
Share :
Prabowo-Gibran dan 96 Tahun Sumpah Pemuda
  Suryo   30 Oktober 2024
Ilham Permana, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Golkar

Pasca pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 20 Oktober 2024, momen kebangsaan
pertama yang diperingati oleh Prabowo-Gibran adalah peringatan 96 tahun hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2024. Ini sebuah tonggak awal yang krusial dalam memulai kerja besar kedua pasangan ini ke depan.
Pada hakikatnya, Hari Sumpah Pemuda diperingati sebagai momentum awal lahirnya Bangsa Indonesia. Sebab pada waktu itu untuk pertama kalinya rakyat Indonesia yang berasal dari berbagai suku bangsa, ras, dan agama, mengakui 'berbangsa satu, bangsa Indonesia'.

Kemudian, sebagai langkah perjuangan selanjutnya, maka didirikanlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tujuannya tidak lain adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (Amanat Pembukaan UUD 1945).

Dari situ bisa terlihat jelas, bahwa rangka bangun NKRI dibentuk secara button up, bukan top down. NKRI adalah objektifikasi aspirasi seluruh bangsa, bukan aspirasi satu golongan, kelompok, ataupun kelas. Dan sebagaimaan diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 di atas, bahwa tujuan didirikannya NKRI itu, tidak hanya untuk kemaslahatan bangsa-bangsa yang ada di kepulauan nusantara saja, tapi juga mencakup seluruh bangsa di dunia.

Dengan demikian, momentum Sumpah Pemuda bukan hanya tentang bagaimana memperingati kiprah pemuda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tapi lebih dari itu, ini adalah momentum ketika pemuda-pemudi nusantara menemukan dan secara definitive narasi agung yang bernama Indonesia. Inilah yang sesungguhnya menjadi konstruksi elementer Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Narasi Kebangsaan Indonesia

NKRI diramu dari ratusan suku bangsa. Keragaman yang ada di dalamnya berdiri di atas tatanan nilai yang mengharmoniskan perbedaan tersebut. Itu sebabnya, nilai persatuan Indonesia pada hakikatnya merupakan sumber eksistensi dari NKRI. Beginilah perbedaan konstruksi elementer cara pandang kebangsaan kita dengan negara-negara lain di dunia. Maka akan menjadi sangat berbahaya, saat konstruksi ini terbalik. Dimana nilai-nilai disingkirkan dan perbedaan justru diperdebatkan.

Dalam hal ini, NKRI berbeda dengan negara yang terbentuk karena alasan kesamaan fisik dan budaya. Sebab fisik bersifat kodrati dan tetap. Seberapapun kerasnya konflik yang terjadi di antara mereka, tidak akan menghilangkan identitas dasar yang menjadi asas persatuan mereka.

Bagi negara yang terbentuk atas kesadaran nilai pesatuan, perbedaan adalah hal yang tabu untuk diperdebatkan apalagi dipermasalahkan. Bukan karena kebhinekaan itu sesuatu yang kotor atau berbahaya. Sebaliknya, kebhinekaan Indonesia adalah sesuatu yang terlalu mulia dan tinggi, sehingga terlalu sakral untuk disentuh oleh kepentingan kelompok, suku, agama, ras, ataupun golongan.

Kebhinekaan adalah harta bangsa Indonesia yang paling suci. Seperti ikan dengan air. Bila Indonesia adalah ikan, maka kebhinekaan itulah airnya, semesta kehidupannya.

Lebih jauh, sebagaimana bangsa Indonesia melihat kebhinekaan sebagai sesuatu yang mulia bagi dirinya, demikian juga ia melihat kebhinekaan antar bangsa-bangsa di dunia

Kabar Golkar adalah media resmi Internal Partai Golkar. kami memberikan layanan media online, media monitoring dan kampanye digital politik untuk Partai Golkar dan seluruh kadernya.
About Us - Advertise - Policy - Pedoman Media Cyber - Contact Us - Kabar dari Kader
©2023 Kabar Golkar. All Rights Reserved.