Yang paling penting, ujar dia, bagaimana agar nilai-nilai agama mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara. Tujuan politik adalah, dua, pertama bagaimana menyiasati urusan dunia.
“Bagaimana caranya agar jangan sampai kebijakan tidak keluar dari rel agama. Jangan sampai misalnya pendidikan agama dihapus di dalam sistem pendidikan di Indonesia,” ujarnya.
Kang Ace mencontohkan perjuangan politik Komisi VIII DPR dalam menekan biaya haji dari Rp105 juta menjadi Rp93,4 juta. Jika bukan karena politik, tidak mungkin biaya penyelenggaraan ibadah haji 2024 bisa ditekan agar lebih terjangkau oleh masyarakat.
“Pemerintah mengusulkan biaya haji Rp105 juta per jamaah. Namun di Komisi VIII DPR, ditekan menjadi Rp93,4 juta. Itu adalah perjuangan politik,” tutur Kang Ace.
Kedua, katanya, tujuan politik adalah, mengelola urusan dunia untuk akhirat. “Karena itu, ulah dijauhan politik teh. Maka, Pengajian Al-Hidayah didirikan oleh Partai Golkar agar urusan keagamaan bisa dilindungi dan diperjuangkan oleh politik. Maka, Al-Hidayah mah ti kapungkur ge Golkar. Aspirasi politik anggota Pengajian Al-Hidayah ke Golkar,” ucapnya.
Kegiatan itu juga dihadiri oleh Ketua Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Jabar Rita Fitria, yang merupakan istri dari Tubagus Ace Hasan Syadzily. Rita Fitri merupakan Ketua DPP Pengajian Al-Hidayah Bidang Pendidikan.
Kemudian, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Jabar Edi Rusyandi, yang juga Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jabar III (Kabupaten Bandung Barat) DPD Partai Golkar Jabar dan Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Jabar.
Ketua DPD Pengajian Al-Hidayah Jabar Titin Sumekar yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris Bidang Kerohanian DPD Partai Golkar Jabar (Mam).
Kang Ace mengatakan,,calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung Partai Golkar, yaitu, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran).