[caption id="attachment_7700" align="aligncenter" width="680"]
M Sarmuji (dok. DPR RI)[/caption]
kabargolkar.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar, M Sarmuji tak ingin berprasangka buruk dengan pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono yang mengharapkan agar pemerintah, BIN TNI, dan Polri tetap netral selama Pilkada serentak 2018.
“Sebagai hinbauan bagus-bagus saja yang disampaikan Pak SBY tentang netralitas aparat (TNI-Polri),” kata Sarmuji, Minggu (24/6). Sementara terkait tudingan SBY bahwa ada oknum aparat TNI-Polri yang tak netral dan terlibat aktif dalam memenangkan salah satu calon di PIlkada, menurut dia mungkin saja ada dan hal itu perlu direspon baik oleh petinggi institusi tersebut.
“Sinyalemen itu perlu direspon baik oleh institusi masing- masing untuk menertibkan anggotanya bila ada yang bermain,” ucapnya. Namun, Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI ini mengingatkan SBY untuk tidak terlalu berlebihan dan mendramatisir sehingga memunculkan polemic di tengah masyarakat. “Penyampaian Pak SBY tidak perlu dramatis seperti itu yang justru bisa menyebabkan orang bisa salah menanggapinya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan agar negara, pemerintah, BIN, TNI, dan Polri tetap netral selama Pilkada serentak 2018. "Harapan saya pribadi, juga harapan rakyat saya yakini, negara, pemerintah, BIN, Polri dan TNI netral," kata SBY dalam kegiatan di Bogor, Sabtu(23/6).
Presiden keenam RI ini menghadiri kampanye akbar pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi di Kota Bogor. Dalam kesempatan tersebut, SBY menyampaikan sejumlah harapannya dalam pelaksanaan Pilkada Jabar dan Pilkada serentak 2018 di seluruh Indonesia.
Terkait netralitas tersebut, SBY mengatakan selama 10 tahun berkuasa, dirinya mengenal pemerintah dan TNI. Menurut SBY, karena selama 10 tahun itu lah, ia menyampaikan agar negara, pemerintah termasuk BIN, TNI dan Polri bersikap netral, meskipun dulu dirinya juga capres 2009 meskipun parpolnya juga ikut dalam pemilu, dan tahun 2014 elektabilitas PD sedang rendah.
"Tetapi saya tidak pernah menggunakan kekuatan yang harusnya netral, untuk memenangkan partai yang saya pimpin. Tidak apa-apa kalah, sebagai mana Demokrat pada tahun 2014 lalu," katanya.
sumber berita