Kabargolkar.com - Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar, Akbar Tandjung menceritakan riwayat perkembangan politik Golkar jika dikaitkan dengan pemilihan umum (Pemilu) saat mengisi sambutan dalam diskusi dan webinar yang diselenggarakan CSIS pada Senin (1/11).
Khususnya untuk membidik kemenangan Pemilu pertama secara langsung pada tahun 2004, dengan mengubah paradigma Golkar yang lama dengan yang baru lewat sistem rekrutmen presiden calon presiden.
Mulanya, pendiri Akbar Tandjung Institute itu mengungkapkan perjalanan Golkar sejak memulai kiprahnya pada tahun 1964 yang bernama Sekber Golkar.
Golkar mendeklarasikan diri sebagai partai politik pada tanggal 7 Maret 1997, untuk menghadapi Pemilu yang akan diadakan pada tahun 1999.
Dua tahun sebelumnya, Golkar telah mempersiapkan diri untuk berpartisipasi dalam Pemilu. Tidak kurang dari 150 ribu orang hadir karena memiliki semangat optimisme yang tinggi bahwa Golkar bakal memiliki perolehan suara dalam Pemilu.
“2 tahun sebelumnya dia sudah mempersiapkan diri untuk ikut dalam pemilu,” kata Akbar, dikutip Selasa (2/11).
Ternyata terbukti, Golkar mendapatkan suara terbanyak kedua setelah PDIP, dimana saat itu PDIP mendapat 153 kursi dan Golkar mendapat 120 kursi. Akbar berujar hal itu menjadi modal bagi partai Golkar untuk mengikuti pemilu berikutnya pada tahun 2004.
“Kami membawa pandangan atau sikap baru untuk memperlihatkan Golkar memang sudah berubah. Kami sebut Golkar dengan paradigma baru,” ujarnya.
Golkar dengan paradigma baru saat itu, memperkenalkan sistem rekrutmen calon presiden melalui konferensi. Rekrutmen ini merupakan yang pertama kali dilakukan Golkar menjelang Pemilu 2004.
Dimana Pemilu tahun 2004 merupakan Pemilu pertama yang dilakukan secara langsung sebagai konsekuensi amandemen UUD 1945. Akbar berujar, strategi itu berhasil dan membawa Golkar menjadi pemenang pada Pemilu tahun 2004 itu.
Pada Pemilu 2004, Golkar memperoleh 128 kursi, sedangkan PDIP mengalami penurunan dari 153 menjadi 109 kursi “Kami juga sangat intensif dengan membawa paradigma baru, ternyata menghasilkan Golkar menjadi pemenang pada Pemilu 2004 dengan perolehan 128 kursi, sedangkan PDIP mengalami penurunan dari 153 menjadi 109 kursi,” ujarnya.
Menurutnya pengalaman politik yang panjang menjadi pembeda Partai Golkar dibanding partai politik (parpol) lain. Akbar Tandjung meyakini Golkar masih dapat bersaing dengan baik dalam Pemilu 2024 mendatang lewat penguatan sistem demokrasi.
“Pada tahun 2004 kita juga akan lebih menguatkan kualitas sistem demokrasi kita, dan tidak kalah pentingnya meningkatkan fungsi dan peran Parpol yang harapannya kedepan gambaran Parpol semakin menguat di waktu-waktu yang akan datang,” ujarnya
“Inilah Riwayat perkembangan politik kita dikaitkan dengan Pemilu,” lanjutnya.