Kabar NasionalKabar DaerahKabar ParlemenKabar Karya KekaryaanKabar Sayap GolkarKagol TVKabar PilkadaOpiniKabar KaderKabar KabarKabar KabinetKabar UKMKabar DPPPojok Kagol Kabar Photo
KABAR KADER
Share :
Golkar di Persimpangan Zaman: Antara Rindangnya Tradisi dan Terik Reformasi
  Muzaki   12 April 2025
Golkar, Beringin dan Reformasi, Oleh : Alam Syarizal (Kader Muda Golkar)
Partai Golongan Karya atau yang akrab disebut Golkar adalah satu dari
sedikit partai politik di Indonesia yang berhasil bertahan melintasi zaman. Ia bukan hanya partai politik, tapi simbol kekuasaan di masa lalu, aktor transisi di masa reformasi, dan pemain penting dalam lanskap demokrasi hari ini. Namun, waktu tidak pernah berhenti berjalan. Generasi pemilih berganti, isu-isu kebangsaan berkembang, dan cara berpolitik ikut berubah. Kini, Golkar berdiri di persimpangan: tetap berjalan di jalur lama yang nyaman atau berani mengambil rute baru yang menantang?
 
*Politik Tidak Lagi Tentang Struktur, Tapi Narasi*
 
Di masa Orde Baru, kekuatan Golkar adalah mesin birokrasi, struktur partai yang sistematis hingga ke desa, dan kedekatan tak terbantahkan dengan kekuasaan. Bahkan setelah Reformasi 1998 mengguncang pondasi lama, Golkar tetap berdiri tegak, mengadaptasi diri, dan mempertahankan pengaruhnya melalui pragmatisme politik. Dalam beberapa dekade terakhir, ia menjadi partai yang mampu menjangkau koalisi manapun dan menyodorkan tokoh dalam berbagai tingkatan kekuasaan.
 
Namun politik hari ini telah bergeser. Struktur organisasi yang rapi bukan lagi satu-satunya keunggulan. Anak muda tidak terkesan pada siapa yang lebih dulu berdiri, tapi pada siapa yang paling bisa memberi arti. Media sosial telah melahirkan generasi pemilih yang tak bisa dibeli dengan baliho atau jargon. Mereka menginginkan partai yang bisa bersuara jujur, bersikap tegas, dan berpihak pada isu-isu yang menyentuh langsung kehidupan mereka.
 
Golkar menghadapi tantangan besar: bagaimana mengemas pengalaman panjangnya menjadi kekuatan naratif yang relevan di era politik baru?
 
*Regenerasi: Bukan Hanya Ganti Wajah, Tapi Ganti Nafas*
 
Salah satu tantangan mendasar yang dihadapi Golkar adalah regenerasi. Bukan sekadar mengganti tokoh tua dengan tokoh muda, tetapi mengganti pola pikir dan cara kerja. Politik modern tidak lagi mengandalkan senioritas, tapi kredibilitas dan rekam jejak.
 
Golkar memiliki banyak kader muda, intelektual, bahkan teknokrat yang mumpuni. Namun pertanyaannya: apakah mereka diberi ruang aktualisasi? Apakah suara mereka didengar, atau justru dikerdilkan oleh budaya paternalistik yang masih kental? Jika regenerasi hanya menjadi slogan tanpa keberanian untuk membongkar kebiasaan lama, maka perubahan yang diimpikan hanya akan menjadi utopia.
 
Pemilih muda adalah populasi mayoritas di pemilu mendatang. Mereka cerdas, skeptis, dan independen. Mereka menilai bukan dari cerita masa lalu, tapi dari aksi hari ini. Golkar harus mampu mengajak mereka bergabung bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai penggerak partai. Maka regenerasi bukan pilihan, melainkan keharusan.
 
*Senioritas dan Kaderisasi: Menjaga Tradisi Tanpa Tersandung Stagnasi*
 
Salah satu hal yang tak bisa dipisahkan dari Golkar adalah budaya senioritas. Di dalam partai ini, para senior tidak hanya menjadi figur yang dihormati, tetapi juga menjadi mentor yang mengarahkan kader-kader muda untuk memahami politik secara lebih dalam. Senioritas ini bukan hanya tentang pengalaman, tetapi juga tentang pelajaran hidup yang terkadang tak bisa didapatkan hanya dengan teori. Dari merekalah banyak kader belajar tentang strategi, diplomasi, dan nilai-nilai yang menjadi dasar kesuksesan dalam dunia politik.
 
Kabar Golkar adalah media resmi Internal Partai Golkar. kami memberikan layanan media online, media monitoring dan kampanye digital politik untuk Partai Golkar dan seluruh kadernya.
About Us - Advertise - Policy - Pedoman Media Cyber - Contact Us - Kabar dari Kader
©2023 Kabar Golkar. All Rights Reserved.