[caption id="attachment_12580" align="aligncenter" width="677"]

Putri Betawi Asli Tanah Abang Ini Maju Nyaleg Dapil 1 Jakarta Pusat. foto: WARTA KOTA/PANJI BASKHARA RAMADHAN[/caption]
kabargolkar - Di usianya kini yang masih terbilang muda yakni 26 tahun, seorang wanita yang dijuluki 'Putri Betawi' asli warga Tanah Abang, Jakarta Pusat, Fitri Aprinasari Utami, maju dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Fitri diusung langsung Partai Golkar jadi Calon Legislatif (Caleg) Dapil 1 Jakarta Pusat (Tanah Abang, Gambir, Senen, Sawah Besar, Menteng, Kemayoran, Cempaka Putih, serta Johar Baru), mengatakan, ingin membangkitkan motivasi di kaum perempuan.
"Tak hanya perempuan betawi, saya juga ingin seluruh perempuan dari berbagai asal ini terus bangkit motivasinya. Jangan mau ya nungguin kawin doang, nunggu tanah enyak babehnya di jual. Jadi perempuan harus berpikiran maju ya. Baik dari segi pendidikan, dan didukung juga di sisi kesehatannya," ucapnya Fitri kepada Warta Kota, Minggu (30/9/2018).
Wanita berjilbab yang asli kelahiran di wilayah Tanah Abang mengatakan tak hanya bertujuan membangkitkan motivasi dan semangan pada kaum perempuan. Kebudayaan asli betawi DKI Jakarta, menurutnya kini terbenam.
"Kaum Millenial, setidaknya dapat mengubah dan mengembangkan wilayah Jakarta ini jauh lebih baik. Selain bangkitkan motivasi di kaum perempuan, saya juga ingin memperbaiki dan timbulkan lagi kebudayaan-kebudayaan asli, di wilayah Jakarta. Contoh di kebudayaan betawi asli. Saya rasa sudah mulai menghilang," ucap Fitri.
Selama ini, Fitri akui jika ia pun seringkali turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi di wilayah Jakarta saat ini. Menurut Fitri dari segi pendidikan pun terpantau miris.
"Saya pernah turun ke lapangan dan membuka rumah baca disalah satu wilayah padat di Kota Jakarta Pusat. Di sana saya miris, ada seorang ibu justru melarang anaknya membaca sebuah buku, dan meminta anaknya itu agar cari uang (mengamen dan mengemis). Saya miris masih ada warga DKI Jakarta itu lebih mementingkan anak-anaknya cari uang, dibanding baca buku," papar Fitri.
"Mau jadi apaa bangsa ini kalau para orangtua di Jakarta saja memperalat anaknya yang usia masih terbilang kecil diminta cari uang? Bukan mengedepankan pendidikan. Kalau para anak-anak muda tak digembleng pendidikannya dari sekarang mau jadi apa kedepannya? Maka itu, saya ingin bereskan dulu di sisi kesejahteraan, baru ke pendidikannya," ungkap Fitri kembali.
Tidak hanya itu, Fitri juga memfokuskan untuk dekat dengan para ibu-ibu, untuk bisa ketahui keluhan yang dialaminya, selama ia berhuni di DKI Jakarta. Maka itu, ia kerapkali gelar acara pengajian majelis taklim, dan dilanjuti dengan pembagian 1000 sembako.
"Pembagian 1000 sembako yang sempat saya lalukan sekaligus ringankan beban warga. Tak hanya itu, para warga juga saya ajak untuk ikut pengajian majelis taklim. Yang mana, saya pun bisa mendengarkan apa saja keluhan-keluhan mereka sampai saat ini," ucapnya.{
sumber}
Â
Â