[caption id="attachment_3056" align="aligncenter" width="700"]

Agung Sujatmiko di sela silaturahmi dan dialog bersama relawan koperasi di Hotel Aswin, Kota Makassar, Minggu (8/4/2018) malam.[/caption]
KABARGOLKAR – Ketua Harian Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Agung Sujatmiko, bersama segenap insan koperasi se-Indonesia mendoakan Nurdin Halid (NH) mampu memenangi Pilgub Sulsel 2018. Dukungan kepada pasangan Aziz Qahhar Mudzakkar bukan sebatas karena NH berstatus Ketua Umum Dekopin. Lebih dari itu, NH memiliki kapabilitas untuk membuat Sulsel lebih maju dan sejahtera.
"Semoga beliau (NH) bisa diberikan amanah untuk memimpin rakyat Sulsel. Semoga bisa memenangkan kontestasi politik pada 27 Juni. Itulah harapan dan doa kami dan konon doa orang-orang koperasi itu selalu makbul," ujar Agung di sela silaturahmi dan dialog bersama relawan koperasi di Hotel Aswin, Kota Makassar, Minggu (8/4/2018) malam.
Menghadapi pilkada serentak 2018, insan koperasi se-Indonesia memberikan dukungan terhadap setidaknya tiga tokoh yang pro-gerakan ekonomi kerakyatan. Selain NH, pihaknya juga mendoakan Khofifah Indar Parawangsa di Pilgub Jatim dan Romanus Woga di Pilkada Sikka.
Ketiga sosok itu, Agung menyebut tidak perlu diragukan komitmennya terhadap gerakan koperasi dan ekonomi kerakyatan. Menurut Agung, masyarakat harus jeli dalam memilih pemimpin pada tahun politik. Diimbaunya untuk memilih pemimpin yang berpihak sepenuhnya kepada rakyat.
Ciri pemimpin pro-rakyat adalah mereka yang peduli dan mendukung gerakan koperasi. Toh, koperasi merupakan elemen penting dari konsep ekonomi kerakyatan yang mengedepankan kebersamaan dan pemerataan.
"Kalau kita pilih pemimpin, maka pilihlah yang memperhatikan kesejahteraan rakyat dalam wadah koperasi. Itulah yang harus dipilih, kenapa? Ya karena hanya dengen kebersamaan maka ekonomi bisa dikembangkan dan ditumbuhkan. Dengan kebersamaan pula, seluruh potensi Sulsel bisa dikembangkan dan akan memiliki nilai tambah," terang Agung.
Sementara itu, NH menyampaikan majunya pada kontestasi politik kali ini karena timbulnya rasa jengah terhadap kondisi kesejahteraan rakyat. Meski pertumbuhan Sulsel di atas rata-rata nasional, imbuh NH, provinsi ini terburuk keempat dalam gini ratio (skala kesenjangan).
"Kita orang koperasi anti dengan kesenjangan. Pembangunan selama ini berpusat di kota dan cenderung mengabaikan kampung. Itulah saya bersama Ustad Aziz ingin kembali untuk membangun di kampung," katanya.
Sumber