Jakarta_Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menemui Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Bahlil tiba di Istana pada pukul 12.44 WIB. Ia tak menampik bahwa salah satu hal yang akan dibahas dengan Presiden Prabowo yaitu terkait dengan situasi terkini peredaran gas LPG 3 Kg di masyarakat.
“Saya tadi sidak kan ya turun ke lapangan untuk mengecek tentang kondisi terakhir. Alhamdulillah semua sudah mulai melakukan perbaikan yang cukup bagus dan kondisinya tidak seperti kemarin,” kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan.
Bahlil mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan penataan guna memastikan bahwa subsidi gas LPG tepat sasaran. Ia menyebut, pemerintah telah menggelontorkan anggaran subsidi sebesar Rp 87 triliun per tahun dengan perhitungan harga gas 3 Kg pertabung berkisar antara Rp18-19 ribu.
“Udah paling jelek-jelek banget kalau ada mark-up itu udah paling jelek 20 ribu, udah jelek banget lah, tapi sebenernya 18-19, tapi apa yang terjadi? Harga kita itu ada yang sampe 25 ribu sampai 30 ribu. Artinya subsidi kita ini banyak yang tidak tepat sasaran, itu satu dari sisi harga,” ujarnya.
Lebih lanjut, Bahlil mengungkap adanya upaya sejumlah oknum untuk mengoplos gas LPG 3 Kg sebelum dijual ke Industri. Ia mengatakan, hal ini kemudian yang menjadi konsen pemerintah untuk memperbaiki.
“Yang kedua dioplos LPG 3 Kg dioplos kemudian dijual ke industri, kan gak sehat menurut kami. Nah kemudian kami bikin tata kelolanya, selama ini kan yang terjadi dari Pertamina ke agen, agen ke pangkalan, kalau ini masih bisa dikoordinir karena masih pakai aplikasi, tapi pangkalan ke pengecer nah itu udah susah untuk di-tracking,” ujarnya.
“Erornya itu sebagian terjadi di situ, nah apa yang terjadi kita lakukan untuk pembeliannya itu di pangkalan, tapi memang kelemahannya itu tidak semua wilayah di samping rumah atau di RW itu ada pangkalan. Jadi biasanya beli cuma 50 meter 100 meter itu jaraknya ada yang 500 meter, ada yang 1 kilo, itu yang kondisinya,” sambungnya memungkasi.