[caption id="attachment_17770" align="aligncenter" width="1024"]

Caleg DPR RI Dapil Jakpus, Jaksel, dan Luar Negeri, Christina Aryani. [foto: instagram @christinaaryani][/caption]
kabargolkar.com, JAKARTA – Partisipasi pemilih jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 khususnya di Jakarta Selatan (Jaksel) dinilai masih jauh dari kata ideal. Pasalnya, berdasarkan data yang dihimpun, ada sekitar 600 ribu atau 36,5 persen pemilih golput.
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Christina Aryani mengatakan, kondisi yang ada tidak boleh dibiarkan. Partai politik bertanggung jawab ikut membantu sosialisasi Pemilu 2019. Dengan langkah tersebut diharapkan partisipasi pemilih nantinya dapat mendekati angka 100 persen.
Lebih lanjut Christina mengatakan, Partai Golkar sebagai partai modern, sadar akan tugas dan fungsi tersebut. Karena itu kembali menggelar pendidikan politik di Balai Rakyat, Menteng Atas, Jakarta Selatan, Sabtu (29/12).
“Kami ingin membantu meningkatkan partisipasi pemilih dalam Pemilu 2019, masyarakat perlu memahami bahwa mereka sendiri yang akan dirugikan jika memilih untuk golput,” ucap calon anggota DPR daerah pemilihan Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan luar negeri ini.
Sementara itu, pengurus DPD Golkar DKI Jakarta Adhinusa mengatakan, saat dialog digelar pihaknya mendapat sejumlah pertanyaan kritis.
“Kami mendapatkan beberapa pertanyaan lugu namun kritis. Masyarakat sebenarnya rindu berpartisipasi dalam politik, hanya saja terhalang beberapa alasan teknis yang mudah untuk diatasi,” ucapnya.
Adhinusa menilai, masyarakat perlu dicerahkan. Golput tidak menyelesaikan masalah, karena semua keputusan yang memengaruhi hajat hidup orang banyak, seperti harga sembako, uang sekolah anak, iuran BPJS dan hal-hal penting lain, merupakan hasil keputusan politik. [
inikata]