[caption id="attachment_18051" align="aligncenter" width="720"]

/>
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Syarif Cicip Sutarjo (suarakarya)[/caption]
kabargolkar.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Syarif Cicip Sutarjo merasa concern terhadap pemenangan Golkar dalam Pileg 2019. Pesta demokrasi ini tinggal menyisakan waktu empat bulan lagi. Cicip Sutarjo pernah menjadi Menteri KKP era Ketum Golkar Aburizal Bakrie.
Cicip mengatakan untuk menghadapi pertarungan memperebutkan suara pemilih dibutuhkan pola pemenangan. Pola pemenangan tersebut dengan cara konvensional dan modern.
Bos Ariobimo Grup ini mengatakan, pemanfaatan Big Data, seperti yang dirintis Partai Golkar, itu sejatinya adalah cita-cita dan harapan lama. Saat ini telah diwujudkan dengan nama "Big Data Golkar Menang dan Micro Targeting" sebagai kado akhir tahun 2018.
Berita terkait:
Cicip menegaskan kompetisi Pileg ketat dengan 16 Parpol skala nasional dan 4 Parpol lokal yang berlaga di Aceh. Ketatnya kompetisi tersebut tentu membutuhkan gerak yang bisa memudahkan bagi legislator Golkar meraih kemenangan dengan efektif dan efisien.
"Dengan Big Data dapat menyasar target pemilih pendukung serta adanya micro targetting memudahkan calon anggota legislatif (Caleg) bekerja di lapangan secara efisien," jelas Cicip di Jakarta, Sabtu (5/1/2019).
Big Data hadirkan kekuatan pemetaan pemilih
Melalui Big Data, politisi senior Golkar ini mengungkap optimismenya. Big Data akan menghadirkan 4 hal. Yaitu kekuatan pemetaan pemilih, penentuan matematika politik, sebaran wilayah garapan, hingga penentuan pola pemenangan yang cermat. Dengan demikian peluang kemenangan Partai Golkar semakin besar. Juga akan memudahkan para caleg dapat lolos ke Senayan dengan raihan kursi yang besar.
"Mengapa Golkar menyiapkan diri dengan Big Data, karena semua data yang terbuka atau pun tertutup diolah sebagai analisis dan strategi untuk mengarahkan pemenangan pemilu yang digelar serentak, baik untuk memilih wakil rakyat di tingkat kota/kabupaten, provinsi, pusat, DPD, juga pemilihan presiden.
Kondisi faktual caleg Golkar dari unsur incumbent maupun new comer perlu dibantu tools, yang akan membantu kerja Caleg dan Tim Pemenangannya,” tutur Cicip.
Dengan Big Data Analytic yang disertai system web based (ICT), mobile apps, disertai teknik statistik membaca dan mendesain peluang kontestasi dan pemenangan legislatif 2019, jelas Cicip, akan membantu caleg Golkar berkompetisi dengan gembira dan percaya diri, bukan saling menghabisi.
"Dengan Big Data dan micro targeting, sinergi antar caleg akan terjadi dan kekuatan kompetitor juga bisa dimonitor," tegas Cicip.
Cicip mengungkapkan, Big Data Golkar Menang akan menghadirkan pola penggalangan suara menjadi lebih akurat. Hal ini karena menggunakan basis data pemilih yang sebelumnya telah diagitasi oleh relawan, sehingga hasil pemilu lebih cepat diketahui.
Strategi kampanye dan pola pemenangan yang ideal, lanjut Cicip, adalah mengkombinasikan antara kemampuan membaca data, mengolah, menganalisa perolehan suara Pileg 2014 dan sebaran wilayahnya, lalu digabungkan dengan pembentukan tim ahli strategi dan relawan pemenangan yang menguasai jaringan dan teritorial