[caption id="attachment_24054" align="aligncenter" width="670"]
Pembukaan Rakernas Golkar. (Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)[/caption]
kabargolkar.com, TANJUNG PINANG - DPD I Partai Golkar Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), tidak mau terpengaruh dengan isu Munaslub Golkar yang disebut digaungkan oleh 25 DPD se-Indonesia. Isu yang muaranya diprediksi untuk mengganti Ketum Airlangga Hartarto, dinilai sebagai upaya memecah belah Golkar.
"Di tengah badai yang mendera Golkar selama beberapa tahun ini, Ketum Airlangga, mampu tetap membuat Golkar bertahan. Partai Golkar tetap di posisi dua nasional hasil Pemilu 2019," kata Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Kepri, Ansar Ahmad, Selasa (28/5).
Menurut Ansar, beberapa kali badai yang sudah dihadapi Partai Golkar, terasa menyakitkan. LAlu menjadi pelajaran yang berharga agar ke depan tidak terulang kembali.
Keberhasilan di Pemilu 2019, ujarnya, idealnya bisa menjadi starting point. Untuk meraih kesuksesan di masa depan bagi Partai Golkar pada semua ajang pesta demokrasi.
"Ini (keberhasilan di Pemilu 2019) menjadi langkah awal. Untuk meraih kesuksesan di masa depan," imbuhnya.
Jumlah perolehan kursi Golkar di DPR RI periode 2019 2024 adalah 85 kursi. Hal itu dinilai luar biasa. Mengingat, partai berlambang pohon beringin ini diprediksi turun jauh di Pemilu ini.
Prahara di tubuh Partai Golkar menjadi sumber prediksi tersebut. Prediksi yang berhasil dipatahkan Partai Golkar, di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto.
"Salah, kalau ada yang berpandangan kepemimpinan beliau gagal," tukas Ansar, yang terpilih menjadi anggota DPR RI 2019 2024 dari dapil Kepri dengan perolehan suara terbesar.
Menurut Ansar, kepemimpinan Airlangga yang sejuk dan komunikatif dengan semua DPD se-Indonesia, terbukti sukses di Pemilu ini. Karenanya, terhadap isu Munaslub itu, Golkar Kepri menilainya sebagai upaya negatif ke partai, dan ke Ketum.
"Golkar Kepri tidak terpengaruh dengan isu itu. Tetap seperti sekarang, dan tidak ada gejolak apapun," tukas Ansar. (
merdeka)