Oleh: Tonny Saritua Purba
Dengan memperhatikan dan mempelajari gagasan, ide dan pemikiran
Capres Prabowo - Gibran Pilpres 2024 kita bisa mengetahui bahwa bidang pertanian menjadi skala prioritas yaitu bagaimana pemerintah bisa mencapai swasembada pangan termasuk didalamnya surplus beras. Program tersebut menjadi program pertama dari tujuh belas program prioritas, dari tujuh belas program prioritas tersebut juga akan menjamin ketersediaan pupuk, benih dan pestisida yang langsung diberikan kepada seluruh petani.
Salah satu program dari delapan program hasil cepat Capres Prabowo - Gibran adalah mencetak lahan pertanian dan meningkatkan produktifitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah dan propinsi termasuk juga dengan membangun insfrastruktur desa.
Demikian juga salah satu Visi Misi Asta Cita Capres Prabowo - Gibran juga menjelaskan bahwa memantapkan sistem pertahanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan dan konsep hilirisasi dikembangkan bukan hanya di pertambangan tapi juga hilirisasi untuk bidang pertanian dan perikanan.
Apa yang menjadi tantangan dan kelemahan gagasan meraih surplus beras Capres Prabowo - Gibran ?
Jika bicara pertanian tentu tidak bisa dilepaskan dari dua hal, yaitu masalah luas lahan pertanian dan jumlah pelaku tani. Produksi gabah secara nasional bisa tercapai jika luas lahan sawah yang ditanam memungkinkan untuk memperhitungkan berapa besar hasil panen gabah untuk kebutuhan seluruh penduduk Indonesia, saat ini jumlah penduduk Indonesia 272 juta jiwa.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah berapakah luas lahan sawah di Indonesia ? Jika petani memiliki lahan sawah dengan irigasi tehnis tentu petani padi kapan saja bisa menanam padi karena ketersediaan air selalu tersedia. Tapi bagi petani padi yang tidak memiliki irigasi tehnis tentu akan menanam padi saat awal musim hujan yaitu saat awal musim, petani tersebut disebut petani padi tadah hujan.
Berbeda lagi dengan petani padi gogo, petani menanam padi di lahan kering, kebutuhan airnya tetap dariair hujan, hanya saja bedanya adalah varietas padi gogo tidak butuh genangan air karena padi gogo ditanam di lahan kering. Bagi petani padi tadah hujan dan petani padi gogo hanya bisa menanam padi dan panen maksimal dua kali per tahun
Agar visi misi Capres Prabowo Pilpres 2024 tercapai surplus beras maka pemerintah harus mendata berapa sebenarnya luas lahan sawah irigasi tehnis termasuk juga luas sawah tadah hujan. Kondisi saat ini tentu perlu penambahan luas sawah agar bisa meraih surplus beras.
Mencetak sawah akan sulit berhasil jika mencetak sawah dilakukan di lahan gambut dan rawa, karena keasaman tanahnya yang rendah sehingga butuh butuh perlakuan kusus dan butuh waktu yang sangat lama untuk memperbaiki kesuburan tanahnya, di samping itu juga keberadaan gambut dan rawa bukanlah untuk menanam padi tapi sebagai wadah menahan air bagi kelestarian lingkungan dan cadangan air jika musim kemarau tiba