Kabargolkar.com - Anggota DPRD Sulsel dari Fraksi Golkar, Andi Debbie Purnama Rusdin kembali menyapa konstituenya melalui Sosialisasi Nilai nilai Kebangsaan tentang Keagamaan.
Tatap muka bersama dengan Warga Kecataman Bontoala itu berlangsung di Hotel Agraha, Jalan Andalas Makassar, tetap menerapkan protokol kesehatan, jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker.
Debbie Rusdin menyampaikan dalam kesempatan itu mengajak masyarakat untuk meningkatkan amal ibadahnya di bulan Ramadhan ini.
“Mari kita mencintai ajaran ajaran Allah, menjauhi segala larangannya. Cinta ajaran agama kita, karena agama dengan segala kelengkapannya jawabannya adalah cinta,” ucap Debbie Rusdin, Senin (19/4/2021).
Sosialisasi yang menghadirkan Narasumber, Udjunct di University College of Yayasan Pahang Malaysia, Professor tamu di Fatoni Thailand dan Dosen UIN Sorong Prof Dr Ismail Suardi Wekke, Ph.D bersama dengan Akademisi Fisip Unismuh, Andi Luhur Prianto.
Kedua narasumber tersebut sangat mengapresiasi kinerja Debbie Rusdin sebagai anggota DPRD yang konsen menyapa konstituenya dengan berbagai kegiatan di tengah-tengah masyarakat.
“Sudah kewajiban anggota DPRD itu seperti melakukan reses, sosialisasi perda, dan seperti yang dilakukan sekarang ini. Tapi Ibu Debbie Rusdin tak hanya menyapa konstituenya lewat kegiatan itu, Ibu Debbie banyak melakukan cara yang berbeda membantu masyarakat di daerah pemilihannya. Dan itu, konsen menyapa konstituennya dengan cara yang berbeda. Jadi ada nilai yang lebih dilakukan Debbie Rusdin, ini perlu diapresiasi,” kata Prof Ismail Suardi Wekke dan Andi Luhur Priyanto.
Ismail Suardi Wekke mengatakan Debbie Rusdin rajin bersilaturahmi dengan warga adalah bagian dari menjalankan fungsi khalifa.
“Menjalankan fungsi khalifaan dengan bersilaturahmi itu adalah salah satu yang dianjurkan dalam agama. Nah, ibu Debbie telah melakukan itu,” ucap Prof Ismail Suardi Wekke.
Lanjut Prof Ismail, menyampaikan terkait dengan di era digital dan keterbukaan informasi pendekataan agama sangat dibutuhkan sebagai penangkal informasi informasi yang tidak jelas.
“Di era akses informasi di media sosial saat ini, cek dengan baik kebenaran sumber informasi itu. pendekataan agama sangat dibutuhkan sebagai penangkal informasi informasi yang tidak jelas untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan kita,” ujarnya.
Sementara itu Akademisi Universitas Muhammadiyah Makassar, Andi Luhur Priyanto mengatakan berseliwerannya informasi di media sosial dinilai pemerintah terlambat membuat regulasi.
“Perlu mendorong pemerintah harus lebih cepat dari perkembangan digital untuk memantau, menyaring informasi-informasi yang dapat memecah bela persatuan bangsa,” harap Luhur Priyanto.[Tribunnews]