Kabargolkar.com - Anggota DPR RI asal Fraksi Golkar Mukhamad Misbakhun menilai, lonjakan inflasi diperkirakan akan terus meningkat dan disusul dengan kenaikan berbagai bahan pangan masyarakat, kenaikan energi, hingga konflik Ukraina-Rusia.
Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini menjelaskan, saat ini tren inflasi cenderung meningkat.
"Dimana tekanan inflasi tarikan permintaan atau demand pull inflation akan terus berlanjut di tengah membaiknya permintaan seiring dengan pemulihan ekonomi domestik," kata Misbakhun dalam keterangan persnya, Kamis (31/3/2022).
Misbakhun juga menyoroti konflik Ukraina dan Russia, yang diyakininya akan membuat kenaikan inflasi, karena supply chain terganggu.
"Ada dampak yang riil di masyarakat di inflasi inti yaitu tentu melalui pertama Apakah itu inflasi volatile food atau inflasi barang/jasa," ucapnya.
Menurut anggota Komisi XI DPR ini, selama ini pemerintah secara baik mengendalikan inflasi.
Tahun 2021, kata Misbakhun, Indonesia mengalami inflasi yang relatif sangat ringan di 1,6 persen.
"Januari dan Februari memiliki sedikit peningkatan di atas 2 persen. Namun demikian kenaikan inflasi saat ini memang belum diantisipasi oleh APBN, seperti faktor perang Ukraina-Rusia yang menyebabkan harga energi dan pangan melambung," jelasnya.
"Kita tidak pernah mengantisipasi pada saat disusunnya APBN ini kan Konflik ukraina dan Rusia saat itu belum terjadi dan kita tidak pernah memperkirakan," tutupnya.
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan akan terus menjaga inflasi tetap rendah di tengah tren kenaikan harga komoditas karena situasi geopolitik di Rusia dan Ukraina yang meningkat
“Tren kenaikan harga komoditas saat ini terjadi karena pemulihan maupun situasi geopolitik telah memberikan tekanan pada inflasi (berbagai negara). Indonesia kami masih terus dapat mengelola tingkat inflasi relatif rendah,” tegasnya dalam Indonesia PPP Day, Senin (28/3/2022).
Pada Februari telah terjadi deflasi sebesar 0,02% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,24. Dengan tingkat inflasi tahun kalender Januari-Februari tercatat 0,54% dan tingkat inflasi secara yoy mencapai 2,06%.
Sedangkan komponen inflasi inti pada Februari mencapai 0,31% dan secara yoy mencapai 2,03%.