Kabargolkar.com - Mesin politik Golkar seperti mesin diesel. Lihat saja langkah politik Airlangga tahun ini, 20 bulan menjelang pemilu dengan membangun koalisi KIB, kata Pinto Jayanegara di Kantor DPD Golkar Jambi, Sabtu (11/6).
Mantan pengurus DPP Gollkar periode Aburizal Bakrie, Setnov dan Airlangga itu yakin akhir tahun ini atau awal tahun 2023 elektabilitas Airlangga akan meroket di atas 10 persen.
Dengan koalisi itu, presidential threshold 20 persen sudah direngkuh. Golkar dan PPP katanya adalah partai berpengalaman puluhan tahun. PAN sekalipun muda, tetapi adalah partai produk reformasi yg akan berfungsi memperkokoh koalisi tersebut untuk memenangkan pemilu 2024.
Sementara itu, mesin partai Golkar akan mencapai puncak kapasitasnya setelah sukses konsolidasi seluruh jajaran dan unsur partai, dari pusat, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga pedesaan di seluruh Indonesia.
Menurut Pinto, aura kemenangan Golkar itu semakin terlihat dengan turun gunungnya Akbar Tanjung, tokoh legendaris Golkar yang memenangkan Pemilu tahun 2004 itu ke Jambi hari ini.
"Ketua Dewan Kehormatan DPP Golkar itu setiap minggu tidak lelahnya mengunjungi kader Golkar di seluruh Indonesia. Jumat lalu, ke DPD DKI Jakarta, seminggu sebelumnya ke DPD Jabar. Sebelumnya ke Banten, Jatim, Jogya, Medan, Maluku Utara dan lainnya," kata Pinto.
Melihat perkembangan tersebut, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi jebolan Universitas Indonesia dan Queensland Universty itu, yakin Airlangga Hartarto berpeluang besar untuk maju ke gelanggang Pilpres Februari 2024.
Lebih dari itu, dengan KIB diperluas serta membaiknya kondisi perekonomian nasional, akan menjadi modal politik yg akan mengantarkan Menko Perekonomian itu menjadi Presiden RI ke-8.
Namun, kata Pinto, kata kunci sukses kemenangan Golkar adalah konsolidasi organisasi. Itu sudah dibuktikan ketika Golkar menjaga pemenang pemilu tahun 2004 dengan slogan: “bersatu untuk maju,” yg sekarang diadaptasi menjadi “bersatu untuk menang”.
Sayangnya, lanjutnya, sekalipun Golkar pernah jaya 20 tahun yang lalu, akan tetapi belum pernah menempatkan kader terbaiknya. Dalam siklus 20 tahun inilah kesempatan Golkar merebut kembali kemenangannya. Bukan hanya memperoleh kursi terbanyak di DPR RI yaitu 128 kursi. Sebesar 21,58 persen, melebihi presidential threshold yg berlaku saat ini.
"Pada saat itu, pemilu 2004, PDIP malah hanya 18,53 persen. Berdasarkan fakta empirik tersebut, sangat realistis jika Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mematok target Golkar pada pemilu mendatang sama dengan sukses 2004 tersebut," ucap Pinto.
Dengan majunya Airlangga menjadi presiden, Golkar kata Pinto akan memetik dampak ekor jas, coat tail effect, yang akan memicu peningkatan perolehan suara di parlemen.
“Itu diperoleh Partai Demokrat pada Pemilu 2004 dan 2009, serta PDIP ketika kadernya capres 2014 dan 2019. Partai Golkar akan memetik dampak yang sama jika Airlangga diusung jadi Capres,” ucap Pinto menegaskan.
Karena itu, lanjut Pinto, konsolidasi partai, menjadi sangat penting. Slogan “bersatu untuk menang” mutlak tertanam di hati setiap kader.